Rusia dan Ukraina saling menembak jatuh drone dan roket ketika pemilihan presiden (pilpres) yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan mulai digelar. Presiden Vladimir Putin diprediksi akan menang mudah.
Seperti dilansir AFP, Jumat (15/3/2024), Moskow dan Kyiv sama-sama melaporkan adanya serangan drone dan roket sejak Kamis (14/3) malam waktu setempat, dengan masing-masing negara mengklaim berhasil menembak jatuh belasan hingga puluhan drone dan roket.
Tempat pemungutan suara di berbagai wilayah Rusia telah dibuka pada Jumat (15/3) waktu setempat, yang akan menjadi hari pertama pilpres. Pemungutan suara akan berlangsung mulai 15-17 Maret mendatang.
Ukraina dilaporkan melancarkan rentetan serangan udara terbesarnya terhadap Rusia pada pekan ini, menjelang pilpres digelar. Putin diprediksi kuat akan menang dan menjabat selama enam tahun ke depan di Kremlin.
Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataan pada Jumat (15/3) waktu setempat, menyatakan pasukannya berhasil menembak jatuh sejumlah drone dan roket di wilayah perbatasan Belgorod dan wilayah Kaluga, sebelah barat daya ibu kota Moskow.
"Alat pertahanan udara mencegat dan menghancurkan lima drone dan dua roket di wilayah Belgorod dan Kaluga," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia via Telegram.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan tujuh roket lainnya yang diluncurkan Ukraina telah ditembak jatuh di Belgorod pada Jumat (15/3) pagi, sekitar pukul 08.15 waktu setempat -- tak lama setelah pemungutan suara dimulai di wilayah tersebut.
Kantor berita pemerintah RIA Novosti melaporkan bahwa para pemilih bergegas meninggalkan tempat pemungutan suara di kota Belgorod, untuk bergerak menunju ke tempat perlindungan bom saat otoritas berwenang merilis peringatan serangan udara dan memerintahkan penduduk setempat segera berlindung.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)