Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah secara resmi menyetujui bergabungnya Swedia dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) usai penundaan berbulan-bulan. Erdogan meneken undang-undang soal keanggotaan Swedia dalam NATO yang diratifikasi oleh parlemen Turki pada awal pekan ini.
Ratifikasi parlemen Turki pada Selasa (23/1) waktu setempat itu menghilangkan hambatan terbesar yang tersisa bagi NATO untuk memperluas aliansinya.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/1/2024), tanda tangan Erdogan sebagai Presiden Turki diperlukan untuk mengesahkan undang-undang tersebut. Kantor kepresidenan Turki menyebutkan bahwa Erdogan telah menandatangani ratifikasi undang-undang itu pada Kamis (25/1) waktu setempat.
Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki mengatakan bahwa Erdogan telah "memutuskan untuk menerbitkan undang-undang" soal bergabungnya Swedia dengan NATO, yang telah disahkan oleh parlemen, dan menandatangani keputusan presiden yang menyetujui protokol aksesi Swedia itu.
Persetujuan Turki ini didapatkan Swedia sekitar 20 bulan setelah negara itu pertama kali mengajukan diri untuk bergabung NATO menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
"Kami menyambut baik ratifikasi Turki atas permohonan Swedia untuk menjadi anggota NATO. Kami kini telah mencapai tonggak penting dalam perjalanan menuju keanggotaan penuh di NATO," ucap Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson dalam tanggapannya via media sosial X.
Dengan langkah Erdogan tersebut, berarti tinggal Hungaria satu-satunya negara anggota NATO yang belum memberikan persetujuan untuk Stockholm bergabung dengan aliansi militer itu. Dibutuhkan persetujuan semua negara anggota NATO bagi negara-negara yang ingin bergabung dengan aliansi tersebut.
"Yang tersisa hanyalah ratifikasi Hungaria sebelum Swedia bisa menjadi anggota NATO," sebut Menteri Luar Negeri (Menlu) Swedia Tobias Billstrom dalam pernyataan terpisah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Erdogan Restui Swedia Gabung NATO':
(nvc/ita)