Pemerintah Iran menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas dimulainya kembali pertempuran di Jalur Gaza.
"Setelah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina, para vampir Zionis memulai babak baru pembunuhan di bawah dukungan terus-menerus dari pemerintah Amerika," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam sebuah postingan di X, sebelumnya bernama Twitter, seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (1/12/2023).
Pertempuran mematikan dimulai kembali di Gaza pada hari Jumat (1/12), segera setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan Hamas yang didukung Iran.
Kanani menambahkan bahwa "tanggung jawab politik dan hukum atas kelanjutan agresi dan pembantaian" berada di tangan Israel, Amerika Serikat dan "beberapa negara yang mendukung rezim apartheid ini."
Sebelumnya pada hari Kamis (30/11), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang bertemu dengan para pejabat Israel dan Palestina, menyerukan agar jeda pertempuran diperpanjang, dan memperingatkan bahwa dimulainya kembali pertempuran harus melindungi warga sipil Palestina.
Para pemimpin dunia lainnya, dan kelompok bantuan, juga meminta jeda pertempuran yang lebih lama.
"Bangsa-bangsa dan sebagian besar pemerintahan di dunia menyerukan kelanjutan gencatan senjata dan penghentian total serangan rezim Zionis terhadap Gaza dan Tepi Barat," kata Kanani.
(ita/ita)