Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan operasi pengiriman bantuan untuk warga sipil Palestina di Jalur Gaza bisa dihentikan, jika tidak ada bahan bakar (BBM) yang dipasok ke wilayah itu.
Militer Israel dalam tanggapannya menyarankan agar PBB meminta pasokan bahan bakar kepada Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Tel Aviv menyebut Hamas sebenarnya memiliki banyak pasokan bahan bakar di dalam wilayah Jalur Gaza.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (25/10/2023), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA memposting peringatannya via media sosial X. Peringatan itu menyatakan UNRWA terpaksa menghentikan operasi penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza pada Rabu (25/10) malam jika tidak segera mendapatkan bahan bakar.
"Jika kami tidak segera mendapatkan bahan bakar, kami akan terpaksa menghentikan operasi kami di Jalur Gaza mulai besok malam," demikian bunyi peringatan UNRWA yang diposting pada Selasa (24/10) waktu setempat.
Angkatan Bersenjata Israel (IDF) memposting ulang postingan UNRWA via media sosial X tersebut dan mengatakan bahwa Hamas memiliki lebih dari 500.000 liter bahan bakar dalam tangki-tangki yang ada di dalam wilayah Jalur Gaza yang kini terkepung.
"Mintalah ke Hamas apakah Anda bisa mendapatkan beberapa," tulis IDF dalam komentarnya.
Penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza telah dimulai sejak akhir pekan, dengan melewati perlintasan perbatasan Rafah dari wilayah Mesir, setelah sebelumnya dilarang oleh Israel. Rafah merupakan perlintasan perbatasan utama untuk masuk dan keluar Jalur Gaza yang tidak berbatasan dengan Israel.
Amerika Serikat (AS) memimpin negosiasi dengan Israel, Mesir dan PBB untuk mencoba menciptakan mekanisme pengiriman bantuan yang berkelanjutan ke Jalur Gaza. Negara-negara itu berselisih soal prosedur pemeriksaan bantuan dan adanya pengeboman di sisi perbatasan Jalur Gaza.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Macron Temui Presiden Palestina, Sampaikan Duka Atas Warga Gaza
(nvc/ita)