Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menyebut bahwa serangan balasan Kyiv untuk merebut kembali wilayah-wilayah Ukraina dari Moskow, adalah sebuah "kegagalan".
"Mengenai serangan balasan yang terhenti, ini bukan terhenti. Ini adalah sebuah kegagalan," kata Putin pada konferensi pers bersama pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan di resor Sochi, Rusia pada hari Senin (4/9) waktu setempat. "Setidaknya hari ini seperti ini. Mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya. Saya berharap itu akan terus seperti ini," imbuhnya, dikutip kantor berita AFP, Selasa (5/9/2023).
Pemimpin Rusia tersebut berulang kali mengklaim bahwa Ukraina belum mencapai kemajuan apa pun dalam melawan posisi pertahanan Rusia di wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Moskow.
Namun, dikutip media Al-Jazeera, blogger militer Rusia dan analis militer internasional telah melaporkan masalah serius yang mempengaruhi pasukan Rusia di garis depan, khususnya kurangnya peluru artileri, yang telah memaksa perencana militer Moskow untuk lebih fokus pada akurasi artileri daripada soal jumlah peluru yang ditembakkan dalam pertempuran.
Pada hari Senin, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan bahwa pasukan Kyiv telah merebut kembali sekitar 3 km persegi (1,16 mil persegi) wilayah dalam seminggu terakhir di sekitar kota Bakhmut, yang direbut oleh pasukan Rusia pada bulan Mei lalu setelah berbulan-bulan pertempuran sengit.
Maliar juga melaporkan "keberhasilan" dalam arah desa Novodanylivka dan Novoprokopivka di wilayah Zaporizhia, tetapi tidak memberikan rinciannya.
Menurut Institute for the Study of War (ISW), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington, DC, infanteri Ukraina telah maju di wilayah barat Zaporizhia ke posisi di luar garis pertama pertahanan Rusia.
Simak Video 'Kim Jong Un Akan Bertemu Putin di Rusia, Bahas Pasokan Senjata':
(ita/ita)