Konflik Thailand-Kamboja Memanas, RI Ingatkan Komitmen Gencatan Senjata

Konflik Thailand-Kamboja Memanas, RI Ingatkan Komitmen Gencatan Senjata

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Senin, 15 Des 2025 02:17 WIB
Konflik Thailand-Kamboja Memanas, RI Ingatkan Komitmen Gencatan Senjata
Foto: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Yvonne Mewengkang ditemui usai agenda jalan santai
Jakarta -

Indonesia menyampaikan keprihatinan atas berlanjutnya konflik bersenjata di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja. Pemerintah RI pun mendorong kedua negara untuk kembali berpegang pada komitmen gencatan senjata yang telah disepakati dalam Kuala Lumpur Peace Accord.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Yvonne Mewengkang, mengatakan Indonesia memandang eskalasi konflik di perbatasan kedua negara tersebut dapat berdampak pada stabilitas kawasan.

"Indonesia menyampaikan kekhawatiran atas berlanjutnya konflik bersenjata di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja," kata Yvonne saat dihubungi detikcom, Minggu (4/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yvonne menegaskan, Indonesia mendorong Thailand dan Kamboja untuk kembali kepada kerangka gencatan senjata yang telah disepakati dalam Kuala Lumpur Peace Accord. Menurutnya, kesepakatan tersebut menjadi landasan penting untuk menurunkan ketegangan dan mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"Indonesia mendorong kedua negara untuk kembali kepada kerangka gencatan senjata yang telah disepakati dalam Kuala Lumpur Peace Accord," ujarnya.

Sebagai bagian dari ASEAN, lanjut Yvonne, Indonesia juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik secara damai melalui jalur diplomasi. Ia menyebut dialog dan komunikasi konstruktif perlu terus dikedepankan demi menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Asia Tenggara.

"Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia mendorong kedua negara untuk terus memprioritaskan penyelesaian secara diplomasi," katanya.

Indonesia berharap Thailand dan Kamboja dapat menahan diri serta mengedepankan semangat kerja sama regional, sejalan dengan komitmen ASEAN dalam menjaga perdamaian dan keamanan kawasan.

Sementara, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto menilai Presiden Prabowo Subianto bisa menjadi mediator untuk mendamaikan konflik.

"Menurut saya Bapak Presiden bisa berperan sebagai mediator agar Thailand dan Kamboja mau menyelesaikan sengketa mereka secara damai sesuai amanat Pasal ayat (3) Piagam PBB dan Pasal 2 ayat (2) huruf c dan d," ujar Hikmanto kepada wartawan, Minggu (14/12).

Hikmahanto berpendapat perang antara Thailand dan Kamboja turut berdampak bagi Indonesia. Menurutnya, konflik tersebut bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN.

(bel/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads