Pemerintah China mendesak Amerika Serikat untuk melakukan "penyelidikan menyeluruh" atas apa yang diklaim Beijing sebagai serangkaian penyusupan balon-balon AS ke wilayah udaranya.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/2/2023), hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk setelah penembakan jatuh perangkat yang oleh AS disebut sebagai balon mata-mata China. Beijing bersikeras itu adalah pesawat observasi cuaca yang nyasar tanpa tujuan militer.
Pemerintah AS menuduh balon yang ditembak jatuh pada 4 Februari itu adalah bagian dari "armada" global balon spionase China yang sedang berlangsung.
Dikatakan bahwa balon itu jelas merupakan pesawat mata-mata dan puing-puingnya saat ini sedang diambil dari Samudera Atlantik untuk dianalisis.
Militer AS mengatakan pada Senin (13/2) bahwa tim telah menemukan sensor penting dan komponen elektronik dari balon itu, serta sebagian besar struktur.
Sejumlah objek terbang tak dikenal kemudian ditembak jatuh di atas Amerika Utara, meskipun AS tidak mengaitkannya dengan China.
Pada hari Selasa (14/2), Beijing kembali menyampaikan tuduhan bahwa AS telah mengirim lebih dari 10 balon udara sejak tahun lalu.
"AS telah meluncurkan beberapa balon ketinggian tinggi dari AS yang melakukan penerbangan keliling dunia terus-menerus, terbang secara ilegal di atas wilayah udara China dan negara-negara lain setidaknya 10 kali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam briefing reguler pada Selasa (14/2).
Simak Video: Balon Mata-mata Milik China Ukurannya Setara Gedung 15 Lantai
(ita/ita)