Lisa Shtanko berdiri di jalanan berlumpur memandangi para tentara Ukraina melintas. Masih berusia 8 tahun, Lisa bersama sedikit anak-anak lainnya tertinggal di kota-kota yang dihancurkan Rusia.
Hampir tak ada mesin penghangat maupun aliran listrik di Lyman seolah menambah kesepian bagi Lisa yang telah ditinggal banyak teman sebayanya. Lyman jadi salah satu kota di wilayah Donetsk yang kerap digempur Rusia, termasuk salah satu serangan yang baru saja terjadi di dekat rumah Lisa.
"Moodku sedang tak bagus hari ini karena penembakan itu," ucap Lisa pada AFP saat ayah Lisa, Viktor Shtanko, ikut menyaksikan.
Dilansir AFP yang mempublikasikan ulang kisah ini, para ahli memperingatkan tentang dampak jangka panjang bagi para anak-anak yang hidup di garis depan invasi Rusia ke Ukraina. Sebab, para anak itu harus belajar mengelola stres berkepanjangan.
Kampung halaman keluarga Shtankos di Lyman sudah 4 bulan terakhir diduduki Rusia dan yang tertinggal kini hanya puing-puing. Hutan di sekeliling kota pun saat ini bersalin rupa menjadi ladang ranjau. Lyman kini sudah kembali dikuasai pasukan Ukraina sejak Oktober lalu meski pertempuran terus berlanjut di sekitar kota itu.
"Tentulah dia takut. Tak ada yang lebih mengerikan dari kematian di sekitarmu tapi dia kini baik-baik saja bersama saya," ucap Viktor.
Menjelang malam Tahun Baru dan libur Natal Ortodoks pada 7 Januari sepertinya bisa menjadi pengalih perhatian anak-anak dari perang. Namun mainan yang disiapkan Viktor untuk anaknya akan didonasikan ke kelompok kemanusiaan.
Di tempat yang sama, Kostya Korovkin--seorang ayah dari anak perempuan berusia 6 tahun--meratapi nasib karena tidak punya tujuan bila harus meninggalkan kota Lyman. Dia tak tega karena anaknya, Nastya, harus menghabiskan hari yang panjang di ruang bawah tanah dan sesekali keluar ke jalan hanya untuk menghirup udara bebas.
Terkadang Nastya beranjak ke lantai 6 gedung di mana mereka tinggal sebab hanya di sana dirinya bisa mendapatkan sinyal Internet untuk mengikuti kelas daring. Di pintu bagian depan gedung itu seseorang sudah memasang pohon Natal kecil dan menaruh beberapa permen di ranting-rantingnya.
"Tapi, sudah tak ada lagi anak-anak di sini yang akan berebutan mengambil permen-permen itu," ucap Korovkin.
Simak Video 'Zelensky Telepon PM India, Minta G20 Tahun Depan Hentikan Agresi Rusia':
(dhn/dhn)