Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui kondisi wilayah Donbas hancur bagaikan neraka akibat serangan pasukan Rusia. Kongres Amerika Serikat (AS) menyetujui bantuan tambahan sebesar US$ 40 miliar (Rp 586,5 triliun) untuk Ukraina.
Zelensky dalam pernyataannya menyebut Donbas benar-benar hancur setelah Rusia mengerahkan artileri dan kendaraan lapis baja untuk mencoba merebut lebih banyak wilayah di sana.
Paket bantuan tambahan dari AS itu akan mencakup dana US$ 6 miliar yang dialokasikan bagi Ukraina untuk meningkatkan inventaris kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara. Kemudian dana nyaris sebesar US$ 9 miliar yang dialokasikan untuk membantu 'keberlangsungan pemerintah' Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (20/5/2022):
- Jenderal Top Rusia-AS Pertama Kali Teleponan Sejak Invasi Ukraina, Bahas Apa?
Jenderal top Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, berbicara via telepon dengan jenderal top Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, untuk pertama kalinya sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu. Apa yang dibahas keduanya?
Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/5/2022), percakapan telepon antara Gerasimov dan Milley ini diungkapkan oleh Pentagon atau Departemen Pertahanan AS dalam pernyataannya pada Kamis (19/5) waktu setempat.
Gerasimov diketahui menjabat Kepala Staf Jenderal Militer Rusia, sedangkan Milley menjabat Kepala Staf Gabungan AS.
- Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Bagai 'Neraka' Akibat Gempuran Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui wilayah Donbas yang menjadi fokus serangan Rusia telah hancur. Zelensky bahkan menyebut situasi di Donbas bagaikan 'neraka'.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/5/2022), sejak berpaling dari ibu kota Kiev, Rusia mengerahkan artileri dan kendaraan lapis baja untuk mencoba merebut lebih banyak wilayah di Donbas, yang menjadi lokasi Donetsk dan Luhansk yang dikuasai separatis pro-Moskow.
"Para penjajah mencoba untuk memberikan lebih banyak tekanan. Ini seperti neraka di sana -- dan itu tidak berlebihan," ucap Zelensky dalam pernyataan pada Kamis (19/5) tengah malam.
- Kongres AS Setujui Paket Bantuan Tambahan Rp 586 Triliun untuk Ukraina
Kongres Amerika Serikat (AS) menyetujui paket bantuan senilai US$ 40 miliar (Rp 586,5 triliun) untuk Ukraina. Ini menjadi tahap terbaru bantuan AS di bawah janji Presiden Joe Biden untuk dukungan tak tergoyahkan bagi Kiev dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.
Seperti dilansir AFP, Jumat (20/5/2022), pemungutan suara untuk paket bantuan Ukraina itu menjadi langkah bipartisan yang tidak biasa dalam kongres AS yang terpecah-belah.
"Bantuan untuk Ukraina jauh melampaui amal," sebut pemimpin minoritas Senat AS dari Partai Republik, Mitch McConnell.
- Erdogan Tegaskan Tekad Blokir Keanggotaan NATO untuk Finlandia-Swedia!
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan negaranya 'bertekad' untuk memblokir keanggotaan aliansi NATO untuk Finlandia dan Swedia. Erdogan juga menyebut Swedia secara khusus sebagai 'surga teror sepenuhnya'.
Seperti dilansir AFP, Jumat (20/5/2022), Finlandia dan Swedia telah mengajukan pendaftaran bersama untuk keanggotaan NATO pada Rabu (18/5) waktu setempat, setelah memutuskan untuk meninggalkan kebijakan nonblok yang dipegang teguh sejak lama.
Namun Erdogan, dengan Turki merupakan anggota NATO, mengancam untuk memblokir proses pendaftaran tersebut.
- Rusia Klaim Nyaris 2.000 Tentara Ukraina Menyerahkan Diri di Mariupol
Jumlah tentara Ukraina yang menyerahkan diri kepada Rusia dilaporkan kembali bertambah. Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu mengklaim nyaris 2.000 tentara Ukraina yang bersembunyi di dalam pabrik baja Azovstal, Mariupol, telah menyerahkan diri kepada pasukan Moskow.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (20/5/2022), Shoigu dalam pernyataan terbaru seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS News Agency, menyebut sudah sekitar 1.908 tentara Ukraina yang menyerahkan diri di Mariupol, yang kini dikuasai pasukan Rusia.
Klaim Shoigu ini belum bisa diverifikasi secara independen oleh Reuters.