Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Bagai 'Neraka' Akibat Gempuran Rusia

Presiden Ukraina Sebut Donbas Hancur Bagai 'Neraka' Akibat Gempuran Rusia

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 20 Mei 2022 11:36 WIB
In this image from video provided by the Ukrainian Presidential Press Office, Ukrainian President Volodymyr Zelenskyy speaks from Kyiv, Ukraine, Tuesday, April 12, 2022. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (dok. Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Kiev -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui wilayah Donbas yang menjadi fokus serangan Rusia telah hancur. Zelensky bahkan menyebut situasi di Donbas bagaikan 'neraka'.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (20/5/2022), sejak berpaling dari ibu kota Kiev, Rusia mengerahkan artileri dan kendaraan lapis baja untuk mencoba merebut lebih banyak wilayah di Donbas, yang menjadi lokasi Donetsk dan Luhansk yang dikuasai separatis pro-Moskow.

"Para penjajah mencoba untuk memberikan lebih banyak tekanan. Ini seperti neraka di sana -- dan itu tidak berlebihan," ucap Zelensky dalam pernyataan pada Kamis (19/5) tengah malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Ada) Serangan terus menerus di wilayah Odessa, di kota-kota Ukraina bagian tengah. Donbas benar-benar hancur," imbuhnya.

Rusia menyebut invasinya sebagai 'operasi militer khusus' untuk menyingkirkan fasis Ukraina. Namun Ukraina dan sekutu Baratnya menyebutnya sebagai dalih tak berdasar untuk perang yang tidak beralasan.

ADVERTISEMENT

Pekan lalu, Rusia mengamankan kemenangan terbesarnya sejak invasi ke Rusia dimulai, dengan Kiev mengumumkan telah memerintahkan garnisun di pabrik baja di Mariupol untuk mundur setelah pengepungan berlarut-larut.

Simak juga video 'Presiden Ukraina Zelensky Ejek 'Senjata Ajaib' Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



Pasukan Rusia, bagaimanapun, telah didorong mundur bulan ini dari pinggiran Kharkiv, kota terbesar di Ukraina. Pihak Ukraina menyatakan telah merebut kembali 23 permukiman dekat Kharkiv dalam dua pekan terakhir.

Di Mariupol, hasil akhir dari pertempuran paling berdarah di Eropa selama beberapa tahun terakhir masih belum jelas, dengan ketidakpastian atas nasib ratusan petempur Ukraina. Pada Kamis (19/5), Moskow menyebut 1.730 petempur Ukraina telah menyerahkan diri, termasuk 771 petempur dalam 24 jam terakhir.

Para pejabat Ukraina, yang meminta pertukaran tahanan, menolak berkomentar dengan alasan bisa membahayakan upaya penyelamat mereka.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads