Rusia Marah Usai AS-Inggris Minta Penangguhan dari Dewan HAM PBB

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 05 Apr 2022 13:39 WIB
kondisi di kota Bucha, Ukraina (Foto: Reuters)
Jakarta -

Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan rencana untuk meminta penangguhan keanggotaan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, menyusul tuduhan bahwa pasukan Rusia secara sistematis mengeksekusi warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

"Gambaran dari Bucha dan kehancuran di seluruh Ukraina mengharuskan kita untuk mencocokkan kata-kata kita dengan tindakan," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam cuitan di Twitter pada Senin (4/4) waktu setempat.

"Kita tidak bisa membiarkan negara anggota yang merongrong setiap prinsip yang kita pegang teguh untuk terus berpartisipasi di dewan," imbuhnya seperti dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (5/4/2022).

Menurut AS, Voting soal penangguhan Rusia ini dapat diadakan pada hari Kamis mendatang.

"Mengingat bukti-bukti kuat kejahatan perang, termasuk laporan kuburan massal dan pembantaian keji di Bucha, Rusia tidak dapat tetap menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Rusia harus ditangguhkan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.

Rusia bereaksi dengan marah. "Ini luar biasa," cetus Vassily Nebenzia, Duta Besar Rusia untuk PBB. "Apa yang coba dilakukan Barat dengan Rusia, mencoba mengeluarkannya dari forum-forum multilateral yang kita miliki di dunia ... ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

"Ini tidak akan memfasilitasi atau mendorong atau membantu apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dalam pembicaraan damai," imbuhnya.

Sebelumnya pada akhir pekan kemarin, para wartawan menemukan mayat-mayat berpakaian sipil, dengan kondisi tangan terikat, di kota Bucha di luar Kiev, ibu kota Ukraina setelah pasukan Ukraina merebutnya kembali dari tentara Rusia.

Simak Video 'AS Sebut Pembantaian di Bucha Adalah Bukti Kejahatan Perang Rusia':






(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork