Presiden Malawi Lazarus Chakwera pada hari Senin (24/1/2022) waktu setempat membubarkan seluruh kabinetnya karena masalah korupsi. Dia bersumpah untuk "menghadapi semua bentuk perilaku melanggar hukum oleh para pejabat publik".
"Saya telah membubarkan seluruh kabinet saya dengan segera, dan semua fungsi kabinet dialihkan ke kantor saya sampai saya mengumumkan kabinet yang disusun ulang dalam dua hari," kata Chakwera dalam pidato nasional seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (25/1/2022).
Pemimpin Malawi itu menambahkan bahwa kabinet yang disusun ulang tak akan mencakup Menteri Pertanahan Kezzie Msukwa, yang ditangkap bulan lalu dalam kasus suap.
"Ini untuk memungkinkan dia menjawab tuduhan korupsi yang dia hadapi di pengadilan dan membersihkan namanya di sana," kata Chakwera.
Keputusan mengejutkan itu diambil menyusul pertemuan minggu lalu dengan dua kelompok berpengaruh, Konferensi Waligereja Malawi (ECM) dan Komite Urusan Masyarakat, yang terdiri dari kelompok-kelompok gereja yang bertindak sebagai pengawas pemerintah.
Kedua kelompok menyatakan keprihatinan atas keragu-raguan presiden dalam memerangi korupsi.
ECM, majelis uskup Katolik Malawi, mengatakan pihak berwenang harus memastikan bahwa tidak seorang pun "ditekan, diintimidasi, atau dipengaruhi" dalam mengejar keadilan.
"Jangan ada tersangka, yang betapapun kuat, kaya atau siapapun koneksi mereka, ditutupi atau dilindungi," kata para uskup dalam sebuah pernyataan.
Chakwera memenangkan pemilu 2020 dengan mengkampanyekan janji-janji untuk memerangi korupsi di negara miskin Afrika selatan itu.
Penangkapan Menteri Pertanahan adalah skandal korupsi kedua yang terjadi dalam waktu kurang dari sebulan.
Sebelumnya pada bulan Desember 2021, penyelidikan korupsi menyeret mantan menteri keuangan Malawi dan mantan gubernur bank sentral yang ditangkap atas tuduhan memanipulasi rekening untuk mendapatkan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF).
(ita/ita)