Prancis Murka Tarik Dubes dari AS-Australia, Begini Tanggapan AS

International Updates

Prancis Murka Tarik Dubes dari AS-Australia, Begini Tanggapan AS

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 18 Sep 2021 18:22 WIB
Jakarta -

Pemerintah Prancis menarik duta besarnya untuk Amerika Serikat dan Australia dalam perselisihan sengit atas pembatalan kontrak kapal selam. Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan besarnya kemarahan Prancis terhadap kedua sekutunya itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, Presiden Emmanuel Macron menarik dubes-dubes tersebut setelah Canberra membatalkan kesepakatan untuk membeli kapal selam Prancis demi mendapatkan kapal selam nuklir Amerika Serikat.

Le Drian mengatakan keputusan itu dibuat untuk "segera" menarik kedua duta besar Prancis karena "keseriusan luar biasa dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (18/9/2021):

ADVERTISEMENT

- Taliban Tutup Kementerian Perempuan, Diganti Jadi 'Polisi Moral'

Kelompok Taliban yang berkuasa di Afghanistan dilaporkan menutup Kementerian Urusan Perempuan. Kementerian itu kini diganti dengan Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan yang dikenal sebagai "kementerian polisi moral".

Kantor berita Reuters, Sabtu (18/9/2021) melaporkan, simbol-simbol di gedung Kementerian Perempuan itu telah diganti dengan tanda polisi moral Taliban. Sementara para karyawan wanita di kementerian itu dilarang masuk ke gedung saat mereka datang untuk bekerja.

Menurut foto-foto, sebuah penanda di gedung itu bertuliskan, "Kementerian Doa dan Bimbingan dan Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan".

"Saya satu-satunya pencari nafkah di keluarga saya," kata seorang wanita yang bekerja di kementerian itu. "Ketika tidak ada lagi kementerian itu, apa yang harus dilakukan seorang wanita Afghanistan?" dia bertanya.

- Dihajar Corona, Perawat Filipina Kelelahan-Sakit-Berhenti Kerja

Para perawat yang kelelahan di Filipina menghadapi perjuangan berat untuk merawat pasien karena banyak rekan kerja mereka terinfeksi COVID-19 ataupun berhenti kerja.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), profesi perawat di Filipina sudah sangat kekurangan staf bahkan sebelum pandemi virus Corona. Pandemi telah membuat jumlah perawat makin berkurang.

Negara ini sedang mengalami rekor peningkatan kasus infeksi Corona, yang dipicu oleh varian Delta. Departemen Kesehatan Filipina melaporkan kekurangan tenaga keperawatan lebih dari 100.000 orang. Hal ini memaksa mereka bertahan harus bekerja berjam-jam dengan gaji kecil pada kontrak jangka pendek.

"Mereka lelah dan kehabisan tenaga," kata direktur keperawatan, Lourdes Banaga, di sebuah rumah sakit swasta di selatan Manila, kepada AFP.

- AS Akui Serangan Drone di Kabul Tewaskan 10 Warga Sipil, Bukan ISIS!

Seorang jenderal tinggi Amerika Serikat mengakui bahwa negara itu telah membuat "kesalahan" ketika melancarkan serangan pesawat tak berawak (drone) terhadap tersangka ISIS di Kabul, ibu kota Afghanistan. Bukannya menewaskan para militan, serangan drone AS itu menewaskan 10 warga sipil, termasuk anak-anak di hari-hari terakhir penarikan AS dari Afghanistan bulan lalu.

Seperti dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), Komandan Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, serangan itu dimaksudkan untuk menargetkan operasi ISIS yang dicurigai oleh intelijen AS memiliki "kepastian yang masuk akal" yang bertujuan untuk menyerang bandara Kabul.

"Serangan itu adalah kesalahan yang tragis," kata McKenzie kepada wartawan setelah penyelidikan.

- Prancis Tarik Dubes Gegara Kapal Selam, Begini Tanggapan AS

Pemerintah Prancis benar-benar marah atas pembatalan kontrak kapal selam yang dilakukan Australia demi mendapatkan kapal selam nuklir Amerika Serikat. Presiden Prancis Emmanuel Macron pun memerintahkan penarikan duta besar (dubes) Prancis dari AS dan Australia.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan besarnya kemarahan Prancis terhadap kedua sekutunya itu.

Seorang pejabat Gedung Putih menyesalkan penarikan Dubes Prancis tersebut dari AS. Namun, dikatakannya "kami akan terus terlibat dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan perselisihan kami, seperti yang telah kami lakukan di titik-titik lain selama aliansi panjang kami."

- Marah Besar! Prancis Tarik Dubes dari AS-Australia Gegara Kapal Selam

Pemerintah Prancis menarik duta besarnya untuk Amerika Serikat dan Australia dalam perselisihan sengit atas pembatalan kontrak kapal selam. Ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menunjukkan besarnya kemarahan Prancis terhadap kedua sekutunya itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, Presiden Emmanuel Macron menarik dubes-dubes tersebut setelah Canberra membatalkan kesepakatan untuk membeli kapal selam Prancis demi mendapatkan kapal selam nuklir Amerika Serikat.

Le Drian mengatakan keputusan itu dibuat untuk "segera" menarik kedua duta besar Prancis karena "keseriusan luar biasa dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat".

Dikatakan Menlu Prancis itu, pengabaian proyek kapal selam yang telah dikerjakan Australia dan Prancis sejak 2016 merupakan "perilaku yang tidak dapat diterima di antara sekutu dan mitra."

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads