Hibatullah Akhundzada, Salah Satu Pemimpin Taliban yang Misterius

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 20 Agu 2021 18:03 WIB
Hibatullah Akhundzada, Sosok Pemimpin di Balik Kelompok Taliban (Foto: BBC World)
Jakarta -

Hibatullah Akhundzada disebut-sebut usai Taliban menguasai kembali Afghanistan. Dalam waktu 10 hari, Taliban mampu menguasai kota-kota besar hingga kecil dan kini mengambil alih ibu kota Kabul.

Setelah menguasai Afghanistan, Taliban berjanji tidak akan melakukan balas dendam terhadap lawan-lawan mereka di Afghanistan. Pihaknya juga berjanji akan membangun rezim yang 'berbeda' dari masa kepemimpinan Taliban pada 1996-2001, yang terkenal dengan kematian rajam dan melarang perempuan bekerja dengan laki-laki.

Sosok Hibatullah Akhundzada

Dilansir BBC dan The Sun, tidak diketahui pasti kapan Hibatullah Akhundzada lahir. Ada yang menyebut ia lahir pada 1959 atau 1961 di distrik Panjwayi, Provinsi Kandahar, Afghanistan.

Hibatullah Akhundzada terlibat melawan kampanye militer Soviet di Afghanistan pada 1980-an. Hibatullah Akhundzada memiliki gelar Mawlawi, yang mengisyaratkan dia adalah pemimpin agama, bukan panglima militer. Gelar mawlawi dikenal sebagai status yang lebih tinggi dari mullah.

Hibatullah Akhundzada mulai bergabung dengan kelompok Taliban di awal pembentukannya, yakni tahun 1994.

Saking jarangnya dia muncul, banyak yang mempertanyakan apakah dia benar-benar ada, dan bahkan menyebutnya sebagai "hantu". Dia hanya sesekali mengeluarkan keterangan tertulis dan menghindari penampilan publik karena takut dibunuh.

Hibatullah Akhundzada pernah menjabat sebagai deputi pemimpin Taliban dan Ketua semacam dewan syariat Taliban. Di tahun 1990-an, Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah.

Pada tahun 2001, ketika Taliban digulingkan oleh pasukan AS, dia adalah salah satu lingkaran orang terpercaya Mullah Omar.

Kemudian pada Mei 2016 lalu, Hibatullah Akhundzada ditetapkan sebagai panglima tertinggi kelompok Taliban. Dia menggantikan Mullah Mansour, yang tewas di Pakistan dalam serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat.

Posisinya kian kuat setelah setahun kemudian, membiarkan putranya sendiri yang berusia 23 tahun menjadi sukarelawan untuk bom bunuh diri di sebuah pangkalan militer Afghanistan.

Reputasinya kian misterius usai disebut selamat dari upaya pembunuhan pada tahun 2012, yang diklaim Taliban dilakukan oleh pemerintah.

Meski jarang terlibat perjalanan ke luar Afghanistan, jaringannya cukup kuat dengan Quetta Shura, yaitu para pemimpin Taliban Afghanistan di kota Quetta, Pakistan.

Sebagai panglima tertinggi, Hibatullah Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer dan agama di dalam tubuh Taliban.

Penerus Hibatullah Akhundzada Jika Meninggal Dunia

Di struktur gerakan Taliban, tidak ada garis jelas soal sosok pengganti Hibatullah Akhundzada jika meninggal dunia. Meski begitu, nama Mullah Abdul Ghani Baradar muncul sebagai wakil Akhundzada.

Kini Baradar menjadi pemimpin politik utama Taliban. Sosoknya juga menjadi garda depan yang kerap muncul di publik. Salah satunya ketika Kabul jatuh ke tangan Taliban.

"Kami memperoleh kemenangan yang tak disangka-sangka.. sekarang, ini adalah tentang bagaimana kami melayani dan melindungi rakyat kami," kata Baradar dalam sebuah pernyataan yang direkam di Doha, ibu kota Qatar, di mana dia menjadi bagian dari tim negosiasi Taliban dalam perundingan damai.

Pada 2020, Baradar juga menjadi pemimpin pertama Taliban yang berkomunikasi secara langsung dengan presiden AS, setelah melakukan perbincangan dengan Donald Trump.




(izt/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork