Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan militer awal pada Selasa waktu setempat. Sementara di China, pasukan militer China dan Rusia juga menggelar latihan militer gabungan skala besar.
Dilansir AFP, Selasa (10/8/2021) militer Korsel dan AS memulai latihan awal pada Selasa (10/8) waktu setempat. Latihan awal itu dilakukan menjelang latihan gabungan tahunan yang digelar pekan depan.
Korsel dan AS merupakan sekutu perjanjian, di mana AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di wilayah Korsel untuk membela negara itu dari negara tetangga, Korea Utara yang memiliki kemampuan nuklir.
Kedua negara sebelumnya mengurangi latihan gabungan tahunan semacam ini demi memfasilitasi perundingan nuklir dengan Korut.
Merespons latihan militer itu, Kim Yo-Jong, adik pemimpin Korut, Kim Jong-Un, menuduh otoritas Korsel berkhianat karena tetap menggelar latihan militer gabungan dengan AS.
Kim Yo-Jong kemudian memperingatkan bahwa Korsel dan AS akan menghadapi ancaman keamanan lebih besar. Ancaman ini disampaikan Kim Yo-Jong setelah Korsel dan Korut pada bulan lalu menyepakati pemulihan komunikasi lintas perbatasan yang terputus sejak setahun lalu. Diumumkan juga bahwa pemimpin kedua negara sepakat berupaya meningkatkan hubungan.
Latihan militer Korsel dan AS yang tetap digelar itu membuat Kim Jong-Un mengecam Korsel. Dia menyebut latihan militer gabungan itu 'berbahaya'. Sejak lama, Korut menganggap latihan gabungan semacam itu sebagai latihan untuk menginvasi wilayahnya.
Kim Yo-Jong menyebut latihan gabungan itu merupakan 'tindakan yang tidak diinginkan, yang menghancurkan diri sendiri' yang mengancam rakyat Korut dan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Amerika Serikat dan Korea Selatan akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih serius dengan mengabaikan peringatan berulang kali dari kami dengan melanjutkan latihan perang yang berbahaya," sebut Kim Yo-Jong.
China Ngegas Bareng Rusia
Sementara itu, di wilayah China bagian barat laut pasukan militer China dan Rusia menggelar latihan militer gabungan skala besar. Latihan gabungan ini akan melibatkan lebih dari 10.000 personel militer kedua negara.
Dilansir Reuters dan Associated Press, Selasa (10/8), latihan militer gabungan yang bernama Sibu/Cooperation-2021 ini dipandang sebagai pertanda bahwa China dan Rusia tengah memperluas kerja sama militer saat kedua negara sama-sama berselisih dengan Barat.
Simak berita selengkapnya pada halaman berikut.
(lir/lir)