Warga negara Iran yang bekerja sebagai wartawati Voice of America di di New York, Masih Alinejad (44) dikabarkan hendak diculik oleh aparat intelijen Iran. Pihak Iran menyangkal tudingan ini.
Dilansir AFP, Kamis (15/7/2021), Gedung Putih mengutuk rencana penculikan ini. Rencana penculikan diketahui pada Selasa (13/7) kemarin saat Departemen Kehakiman mendakwa empat warga negara Iran sebagai agen intelijen. Empat orang itu diduga merencanakan penculikan Masih Alinejad dan hendak menyelundupkan Masih Alinejad kembali ke Iran.
Dakwaan itu mengungkap bahwa nantinya, Masih Alinejad akan dilarikan ke Venezuela dulu. Venezuela adalah sekutu Iran di Amerika Latin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyebut rencana itu sebagai rencana yang berbahaya dan keji.
Alinejad sendiri punya kewarganegaraan ganda, AS dan Iran. Dia menyampaikan telah diperingatkan FBI pada empat bulan lalu bahwa ada orang yang mengawasinya. FBI menyampaikan kepadanya bahwa rumahnya tidak aman.
"Ini sukar dipercaya. Saya masih tidak bisa percaya bahwa di New York, Republik Islam bisa mengancam keselamatan saya dan mengikuti saya," kata Masih Alinejad.
Masih Alinejad sendiri bekerja untuk VoA Bahasa Persia. Dia sudah meninggalkan Iran sejak 2009, kuliah di Inggris, dan juga berkampanye di Facebook sejak 2014 untuk mendukung perempuan Iran tidak mengenakan hijab.
Selanjutnya, Iran menyebut AS jalankan skenario Hollywood:
Simak Video: Iran Membenarkan Israel Telah Sabotase Fasilitas Nuklir Dekat Teheran
Skenario Hollywood
Iran menyangkal kebenaran informasi rencana penculikan Masih Alinejad. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menyatakan informasi dari AS tersebut tidak berdasar dan absurd.
"Ini bukan pertama kalinya AS membuat skenario Hollywood semacam itu," kata Saeed Khatibzadeh.
"Tentu saja kita sudah menduga cerita-cerita seperti itu dibikin Amerika, yang punya sejarah pembunuhan, penculikan, dan sabotase," kata Saaeed.
(dnu/dwia)