Puluhan ribu pekerja migran meninggalkan Dhaka, ibu kota Bangladesh pada Minggu (27/6) waktu setempat menjelang lockdown (penguncian) yang diperketat, yang akan membatasi sebagian besar kegiatan ekonomi dan mengharuskan orang-orang di rumah saja. Pengetatan lockdown ini dilakukan seiring meningkatnya kasus infeksi virus Corona.
Pembatasan aktivitas dan pergerakan sebenarnya telah diberlakukan sejak pertengahan April karena kasus dan kematian terkait COVID-19 melonjak.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (28/6/2021), kasus infeksi menurun pada Mei tetapi mulai meningkat lagi bulan ini, dengan lebih dari 6.000 kasus harian pada Kamis (24/6) dan 108 kematian pada Jumat (25/6), angka tertinggi dalam lebih dari dua bulan.
Peningkatan kasus itu telah mendorong pemerintah Bangladesh untuk memperketat pembatasan secara bertahap mulai Senin (28/6) ini, dengan kegiatan ekonomi - termasuk toko, pasar, transportasi dan kantor - akan ditutup pada Kamis (1/7) mendatang.
Orang-orang akan diperintahkan untuk tinggal di rumah sementara hanya layanan darurat dan pabrik berorientasi ekspor yang bisa terus beroperasi.
Hal itu telah memicu eksodus dari Dhaka, ibu kota Bangladesh. Kapal-kapal feri telah beroperasi dengan kecepatan berlebih, dengan beberapa layanan beroperasi 24 jam sehari dan mengangkut lebih dari 1.000 penumpang dalam sekali perjalanan.
"Kami tidak ingin mereka memadati feri. Tapi mereka tidak mendengarkan," kata Wakil Inspektur Polisi Mohammad Reza.
Simak juga 'Ledakan Besar Misterius di Bangladesh Tewaskan 7 Orang':
(ita/ita)