Alvaro Kiano Nugroho (6) ternyata dibunuh oleh ayah tirinya berinisial AI setelah diculik dan jasad korban dibuang di kawasan Tenjo, Bogor. Polisi saat ini fokus memberikan trauma healing ke keluarga yang mengalami syok.
"Syok pasti, namanya kehilangan orang yang paling disayang, kami fokus melakukan pendampingan, memberikan trauma healing pada keluarga," ujar Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam, di rumah duka kawasan Pesanggrahan, Jaksel, Senin (24/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan penanganan kasus ini di Polres Jaksel dan Polda Metro Jaya. Dia mengatakan Polisi memprioritaskan penyelesaian tes DNA agar jenazah Alvaro bisa dimakamkan.
"Segera mungkin (dibawa ke rumah duka), pihak kepolisian sangat memprioritaskan hal ini. Terkait penanganan seperti apa di Polres Jaksel, detailnya Pak Kabid Humas Polda Metro," ucapnya.
Sebelumnya ibunda Alvaro, Arumi sudah tiba di rumah duka. Dia tak bisa menutupi kesedihannya ditinggal putra kesayangannya.
"Nggak (menyangka) sama sekali, belum bisa banyak jawab. Makasih banyak ya, untuk lain lainnya tanya ke polisi aja," ujar Arumi sambil menahan tangis.
Dia berterima kasih kepada Polisi karena selalu mendapat informasi selama proses pencarian anaknya yang hilang sejak Maret 2025.
"Sebelumnya terima kasih Polsek Pesanggrahan, Polres, Polri, Ibu Seala yang selalu follow up berita hilangnya Alvaro sampai akhirnya ditemukan, itu aja terima kasih banyak," ujar Arumi.
Alvaro Dibunuh Ayah Tiri
Polisi sudah menetapkan tersangka berinisial AI dalam kasus Alvaro ini. AI yang merupakan ayah tiri korban diduga membunuh Alvaro.
Adapun tersangka AI melakukan bunuh diri di ruang konseling Polres Jaksel setelah ditetapkan tersangka. Tersangka gantung diri menggunakan celana.
"Minggu izin ke toilet, pertama pakai celana pendek, karena nggak boleh pakai celana panjang, dia minta diganti celana di ruang konseling dari pukul 06.30 WIB sampai 09.00 WIB ditemukan rekannya tadi inisial G, melalui bilah kaca tersangka sudah dalam posisi menghilangkan nyawanya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa per di Polres Jaksel.
Dokter Forensik RS Polri Kramat Jati, dr Farah Trimadani Karow menambahkan, hasil visum yang dilakukan RS Polri, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh tersangka. Tim dokter hanya menemukan luka lecet tekan yang melingkar di bagian leher.
"Hasil pemeriksaan jenazah laki-laki berusia 49 tahun, golongan darah o, kemudian ditemukan hanya luka lecet tekan yang melingkari leher itu diduga sesuai dengan pola gambarnya kasus gantung, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain pada permukaan tubuh lainnya," jelas Farah.
(idn/azh)










































