Tentara Myanmar Ikut Gerakan Antikudeta, PM Thailand Divaksin AstraZeneca

International Updates

Tentara Myanmar Ikut Gerakan Antikudeta, PM Thailand Divaksin AstraZeneca

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 16 Mar 2021 17:56 WIB
This screengrab provided via AFPTV and taken on March 14, 2021 shows Shing Ling, a former Myanmar soldier who deserted the military to join the democracy movement in the aftermath of the military coup, looking at his Facebook profile showing his picture wearing a military uniform and holding up the three finger salute in Yangon. - Despite feeling
Tentara Myanmar, Shing Ling, memutuskan untuk bergabung dengan gerakan antikudeta (Foto: AFP)
Jakarta -

Seorang tentara Myanmar, Shing Ling, memutuskan untuk bergabung dengan gerakan antikudeta dan berhenti dari pekerjaannya. Dalam sebuah postingan media sosialnya, Ling yang berseragam tentara tampak memberikan hormat tiga jari sebagai bentuk dukungannya terhadap demokrasi.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021), tentara berusia 30 tahun itu memposting foto dirinya di Facebook minggu lalu, ketika pasukan keamanan terus melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Postingan itu dibagikan oleh lebih dari seribu akun sambil memuji keberaniannya.

"Saya merasa sangat bersalah dan malu sejak 1 Februari," kata Shing Ling kepada AFP dari tempat persembunyiannya di Yangon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (16/3/2021):

ADVERTISEMENT

- China Gempar, Anak 13 Tahun Bunuh Bocah 6 Tahun

China digemparkan oleh kasus pembunuhan seorang anak berumur 6 tahun yang dilakukan oleh bocah laki-laki usia 13 tahun. Kasus itu memicu perdebatan terkait batas usia minimal seseorang bisa dianggap bertanggung jawab terkait kasus kriminal.

Seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (16/3/201) diketahui seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, bermarga Wang, hilang di kota Mianxian, provinsi Shaanxi pada 17 Februari lalu. Dari rekaman CCTV, Wang terakhir terlihat di dekat supermarket komunitas sekitar pukul 18:30 waktu setempat, dan kemudian menghilang.

Polisi setempat dan keluarga Wang sudah mencarinya selama 15 hari dan memasang pemberitahuan di stasiun kereta api dan di kota-kota lain di sekitarnya. Kemudian pada 4 Maret lalu, polisi menemukan jasad Wang di rumah keluarga Yang, yang tinggal di lingkungan yang sama.

Ayah Wang mengatakan kepada media bahwa di tubuh putranya terdapat banyak luka.

- Pabrik Dibakar, China Khawatirkan Keselamatan Warganya di Myanmar

Usai pabrik-pabriknya dijarah dan dibakar di Yangon, pemerintah China menyatakan "sangat khawatir" atas keselamatan warganya di Myanmar. Diketahui aksi serangan itu menambah panas ketegangan yang timbul sejak demonstrasi antikudeta terjadi.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) media pemerintah China mengatakan 32 pabrik di pusat komersial Myanmar, Yangon diserang pada hari Minggu (14/3). Serangan itu menyebabkan kerusakan senilai US$ 37 juta (Rp 532 miliar) dan menyebabkan dua karyawan pabrik terluka, ketika pasukan keamanan melancarkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang menewaskan puluhan orang.

Myanmar memberlakukan darurat militer di kota-kota di mana pabrik-pabrik itu berada. Kedutaan Besar China di Yangon menuduh demonstran menyerang pabrik-pabrik tersebut.

- Sempat Ditunda, PM Thailand Akhirnya Disuntik Vaksin AstraZeneca

Di tengah polemik penundaan vaksin akibat isu pembekuan darah, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-O-Cha akhirnya tetap disuntik vaksin Corona AstraZeneca. Vaksinasi dilakukan setelah Thailand sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca terkait kekhawatiran soal keamanan vaksin itu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menunda sementara vaksin AstraZeneca setelah beberapa negara Uni Eropa - termasuk Irlandia, Belanda, dan Denmark - menunda karena laporan bahwa beberapa penerima vaksin telah menderita pembekuan darah.

Diketahui Thailand memulai kampanye inokulasi COVID-19 pada 28 Februari setelah menerima 200.000 dosis pertama vaksin Sinovac dari China dan 117.000 dosis impor vaksin AstraZeneca.

- 20 Demonstran Myanmar Tewas, Total Jumlah Korban Jiwa Mencapai 180 Orang

Pertumpahan darah terus terjadi di Myanmar. Sedikitnya 20 orang demonstran antikudeta tewas ditembak di Myanmar pada Senin (15/3). Protes dan kerusuhan terus memanas di Myanmar usai junta militer merebut kekuasaan enam minggu lalu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) usai militer Myanmar menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan, ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut kembali ke demokrasi. Hampir setiap hari di seluruh penjuru negara, pasukan keamanan melakukan tindakan keras dengan menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau lokal yang melacak penangkapan dan korban jiwa, mengatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam kekerasan hari Senin kemarin.

"Korban meningkat secara drastis," katanya dalam pernyataan Selasa (16/3), menambahkan bahwa lebih dari 180 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari.

- Merasa Bersalah, Tentara Myanmar Gabung Gerakan Antikudeta

Seorang tentara Myanmar, Shing Ling, memutuskan untuk bergabung dengan gerakan antikudeta dan berhenti dari pekerjaannya. Dalam sebuah postingan media sosialnya, Ling yang berseragam tentara tampak memberikan hormat tiga jari sebagai bentuk dukungannya terhadap demokrasi.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021), tentara berusia 30 tahun itu memposting foto dirinya di Facebook minggu lalu, ketika pasukan keamanan terus melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Postingan itu dibagikan oleh lebih dari seribu akun sambil memuji keberaniannya.

"Saya merasa sangat bersalah dan malu sejak 1 Februari," kata Shing Ling kepada AFP dari tempat persembunyiannya di Yangon.

Kekerasan di kota Okkalapa Utara, Yangon pada awal Maret lalu menjadi pemicu Ling untuk bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil nasional.

Lihat Video: Detik-detik Tentara Myanmar Tembak Mati Demonstran

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads