20 Demonstran Myanmar Tewas, Total Jumlah Korban Jiwa Mencapai 180 Orang

20 Demonstran Myanmar Tewas, Total Jumlah Korban Jiwa Mencapai 180 Orang

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Selasa, 16 Mar 2021 10:42 WIB
Jumlah demonstran yang tewas ditembak dalam unjuk rasa antikudeta terbaru di Myanmar bertambah menjadi enam orang.
Korban tewas aksi demonstrasi Myanmar terus bertambah (Foto: AP Photo)
Yangon -

Pertumpahan darah terus terjadi di Myanmar. Sedikitnya 20 orang demonstran antikudeta tewas ditembak di Myanmar pada Senin (15/3). Protes dan kerusuhan terus memanas di Myanmar usai junta militer merebut kekuasaan enam minggu lalu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) usai militer Myanmar menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan, ratusan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut kembali ke demokrasi. Hampir setiap hari di seluruh penjuru negara, pasukan keamanan melakukan tindakan keras dengan menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau lokal yang melacak penangkapan dan korban jiwa, mengatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam kekerasan hari Senin kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban meningkat secara drastis," katanya dalam pernyataan Selasa (16/3), menambahkan bahwa lebih dari 180 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari.

Diketahui selain demonstran antikudeta, beberapa yang tewas adalah warga sipil yang bahkan tidak berpartisipasi dalam protes. Sebagian besar tewas di Myanmar tengah, sementara setidaknya tiga orang tewas di pusat perdagangan Yangon.

ADVERTISEMENT

Menurut AAPP, kematian di Yangon termasuk dua wanita yang ditembak di rumah mereka ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke jalan.

AFP secara independen telah memverifikasi 11 kematian.

Sebelumnya, kerusuhan hari Minggu (14/3) lalu menandai satu hari paling mematikan sejak kudeta sejauh ini, dengan AFP membenarkan sedikitnya 44 orang tewas dalam kerusuhan di seluruh negeri di hari itu, termasuk aksi pembakaran dan penjarahan pabrik-pabrik China.

Enam kota di Yangon ditempatkan di bawah darurat militer setelah kekerasan memanas pada Minggu (16/3).

Mereka yang ditangkap akan diadili oleh pengadilan militer, bukan pengadilan sipil, dengan hukuman mulai dari kerja paksa tiga tahun hingga eksekusi.

Simak video '140 Korban Tewas di Myanmar Dalam Aksi Menolak Kudeta Militer':

[Gambas:Video 20detik]



Kekerasan yang terjadi pada hari Minggu (14/3) tersebut juga mendapat kecaman keras dari China, yang mendesak Myanmar untuk "dengan tegas menghindari terulangnya insiden semacam itu".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menggambarkan kekerasan itu sebagai "keji".

China "sangat prihatin akan dampak terhadap keselamatan institusi dan personel China", katanya kepada wartawan di Beijing, menambahkan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah memperkuat daerah di sekitar pabrik-pabrik yang didanainya.

Taiwan, sementara itu, menyarankan perusahaannya di Myanmar untuk mengibarkan bendera pulau itu agar tidak menjadi sasaran para demonstran antikudeta yang menargetkan pabrik China karena menganggap pemerintah China mendukung militer Myanmar.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads