Di tengah polemik penundaan vaksin akibat isu pembekuan darah, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-O-Cha akhirnya tetap disuntik vaksin Corona AstraZeneca. Vaksinasi dilakukan setelah Thailand sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca terkait kekhawatiran soal keamanan vaksin itu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) Thailand menjadi negara pertama di luar Eropa yang menunda sementara vaksin AstraZeneca setelah beberapa negara Uni Eropa - termasuk Irlandia, Belanda, dan Denmark - menunda karena laporan bahwa beberapa penerima vaksin telah menderita pembekuan darah.
Diketahui Thailand memulai kampanye inokulasi COVID-19 pada 28 Februari setelah menerima 200.000 dosis pertama vaksin Sinovac dari China dan 117.000 dosis impor vaksin AstraZeneca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Thailand berencana menambahkan vaksin dari Oxford/AstraZeneca ke opsi vaksinnya pada Jumat (12/3) lalu, sebelum kemudian otoritas kesehatan tiba-tiba menangguhkannya sebagai tindakan pencegahan.
Usai isu pembekuan darah merebak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Obat-obatan Eropa (EMA) dan banyak negara, termasuk Inggris dan Kanada, menyatakan AstraZeneca aman untuk digunakan.
Vaksinasi Prayuth Chan-O-Cha awalnya dijadwalkan pada hari Jumat (12/3) lalu, namun batal setelah Thailand menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Para pemimpin politik negara itu melanjutkan vaksinasi pada Selasa (16/3) ini.
"Semua orang baik-baik saja. Saya adalah contoh hari ini yang menggunakan AstraZeneca," kata Prayuth (67), yang merupakan orang pertama yang menerima vaksin AstraZeneca di Thailand.
Thailand baru akan memulai kampanye vaksinasi massal pada Juni mendatang, dengan lebih dari 60 juta suntikan direncanakan melalui produksi domestik vaksin AstraZeneca.
Awal bulan ini, Thailand hanya akan memvaksinasi pekerja garis depan dan kelompok lain dengan lebih dari 100.000 suntikan AstraZeneca disediakan.
Vaksin AstraZeneca, di antara yang termurah yang tersedia, dianggap sebagai vaksin pilihan untuk negara-negara miskin.
Indonesia menunda peluncuran vaksinasi AstraZeneca pada hari Senin (15/3), sementara Venezuela mengumumkan tidak akan memberikan izin penggunaan vaksin tersebut karena kekhawatiran akan "komplikasi".