Dia menyebut pembunuhan Fakhrizadeh dengan pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani sebagai "saling terkait".
Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds Pengawal Revolusi, tewas dalam serangan udara Amerika di dekat bandara Baghdad, Irak pada Januari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran Ancam akan Balas Dendam
Kepala staf angkatan bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri menyebut kematian Fakhrizdeh "pukulan pahit dan berat bagi sistem pertahanan negara" dan memperingatkan akan adanya "balas dendam yang parah".
Pembunuhan Fakhrizadeh terjadi kurang dari dua bulan sebelum Joe Biden dilantik sebagai presiden AS pada Januari 2021 mendatang.
Biden telah berjanji akan kembali ke diplomasi dengan Iran setelah empat tahun ketegangan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, yang menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan mulai menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan.
Saat itu, Trump mengatakan kesepakatan itu tidak menawarkan jaminan yang cukup untuk menghentikan Teheran memperoleh bom atom. Iran selalu membantah menginginkan senjata seperti itu.
Hossein Dehghan, penasihat militer untuk pemimpin tertinggi Iran dan mantan perwira senior di Korps Garda Revolusi Islam, menuduh Israel mencoba memprovokasi perang melalui pembunuhan tersebut.
"Kami akan menyerang para pembunuh seperti kilat," cetusnya.
(ita/ita)