- Usai Perjanjian Israel, Erdogan: Turki Bisa Tangguhkan Hubungan dengan UEA
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan bahwa Turki bisa saja menangguhkan hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) setelah negara itu meneken perjanjian damai dengan Israel. Dalam perjanjian itu, UEA sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel.
"Saya memberikan perintah kepada Menteri Luar Negeri. Saya katakan bahwa kita bisa menangguhkan hubungan diplomatik dengan pemerintahan Abu Dhabi (UEA) atau menarik Duta Besar kita," ucap Erdogan kepada wartawan setempat, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesepakatan yang diumumkan oleh Amerika Serikat -- sebagai penengah -- pada Kamis (13/8) waktu setempat, Israel berjanji untuk menangguhkan rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat sebagai imbalan atas kesepakatan normalisasi hubungan dengan UEA.
- Di Tengah Ketegangan, Kapal Induk AS Gelar Latihan di Laut China Selatan
Kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) baru saja menggelar latihan militer di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Latihan militer semacam ini berpotensi membuat China marah.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/8/2020), Angkatan Laut AS atau US Navy dalam pernyataannya menyebut kelompok serbu yang dipimpin oleh kapal induk AS, USS Ronald Reagan, melakukan misi penerbangan juga latihan dan operasi stabilitas maritim kelas atas.
Disebutkan US Navy bahwa latihan militer itu digelar di perairan Laut China Selatan pada Jumat (14/8) waktu setempat.
- Pentagon Bentuk Satgas Khusus untuk Selidiki Penampakan UFO
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) membentuk sebuah satuan tugas (satgas) baru yang bertugas secara khusus untuk menyelidiki penampakan objek terbang tak teridentifikasi atau UFO. Satgas baru itu masih berada di bawah Angkatan Laut AS atau US Navy.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (15/8/2020), satgas baru ini diberi nama Satuan Tugas Fenomena Udara Tak Teridentifikasi (UAPTF). Pentagon mengumumkan pembentukan satgas ini pada Jumat (14/8) waktu setempat. Wakil Menteri Pertahanan AS, David Norquist, menyetujui pembentukan satgas ini pada 4 Agustus lalu.
"Untuk meningkatkan pemahaman (soal UFO), dan memperoleh wawasan tentang, sifat dan asal-usul UAP (fenomena udara tak teridentifikasi)," sebut juru bicara Pentagon, Susan Gough, soal alasan pembentukan satgas ini.
"Misi dari satuan tugas ini adalah mendeteksi, menganalisis dan menyusun katalog UAP yang berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional AS," tutur Gough dalam pernyataannya.
(nvc/nvc)