Arumi, ibunda Alvaro Kiano Nugroho, mengapresiasi polisi yang mengungkap kasus pembunuhan putra kesayangannya. Arumi berterima kasih karena selalu di-follow up saat pencarian anaknya yang hilang sejak Maret 2025.
"Terima kasih Polsek Pesanggrahan, Polres Jakarta Selatan, Polri, terutama Ibu Seala (Kapolsek Pesanggrahan) yang selalu follow up berita-berita hilangnya Alvaro sampai akhirnya ditemukan, itu aja terima kasih banyak," ujar Arumi kepada wartawan di kediamannya kawasan Pesanggrahan, Jaksel, Senin (24/11/2025).
Untuk saat ini, pihak keluarga menyerahkan proses ke polisi. Arumi sudah diambil sampel DNA air liur untuk pemeriksaan kerangka diduga Alvaro.
"Air liur aja, sama ada sedikit wawancara (saat tes DNA)," ucap Arumi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa pers di Polres Jaksel, Senin (24/11/2025) menyampaikan proses penyelidikan kasus Alvaro dilakukan secara transparan. Dia mengatakan laporan yang diterima dilakukan analisa hingga mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.
"Kasus ini menjadi perhatian besar masyarakat dan penting bagi kami untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi dan transparan," ujar Kombes Budi dalam jumpa pers di Polres Jaksel.
Dia menerangkan Alvaro hilang sejak 6 Maret 2025 setelah izin kepada orang tuanya pergi ke masjid. Sejak saat itu, Alvaro tak lagi kembali ke rumah.
"7 Maret kakek dari AKN melaporkan ke Polsek Pesanggrahan dari laporan tersebut Polsek dan penyelidik Satreskrim Polres Jaksel melakukan rangkaian kegiatan," tuturnya.
Penyelidik terus bergerak mengusut kasus Alvaro. Polisi juga telah melakukan olah TKP termasuk melakukan penyelidikan di Sukabumi hingga memeriksa ortu korban di Batam.
"Termasuk selain dari pencarian itu penyelidik juga menggali informasi kepada ayah kandung korban yang berada di Lapas Cipinang, melakukan klarifikasi pada saksi dan melakukan pendalaman informasi pada ayah tiri korban," tuturnya.
Polres Jaksel bersama Polda Metro Jaya juga selalu menyampaikan informasi terkait ciri-ciri korban yakni berusia kisaran 6 tahun hingga pakaian terakhir yang dikenakan.
(idn/fas)