×
Ad

Pemprov DKI Ungkap Penyebab Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Naik

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Senin, 24 Nov 2025 12:33 WIB
Gedung Balai Kota Jakarta (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta membeberkan beberapa faktor yang memicu meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Ibu Kota. Beberapa faktor itu mulai tekanan ekonomi, pola asuh, hingga dampak negatif penggunaan gadget.

Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menjelaskan, dinamika kota besar seperti kemacetan, biaya hidup tinggi, dan perubahan pola keluarga turut memperkuat risiko kekerasan.

"Tekanan ekonomi keluarga masih menjadi pemicu terbesar. Pengangguran, biaya hidup, dan relasi keluarga yang tidak stabil sering berujung konflik rumah tangga, dan perempuan serta anak menjadi korban utamanya," ujar Chico dalam keterangan, Senin (24/11/2025).

Selain faktor ekonomi, pola asuh keluarga menjadi perhatian. Banyak orang tua yang kewalahan membagi waktu antara pekerjaan dan mengasuh anak, sementara pengetahuan tentang parenting positif masih minim.

Kondisi ini, lanjut Chico, meningkatkan risiko kekerasan emosional ataupun fisik, terutama ketika anak mencari pelarian di luar rumah.

Faktor berikutnya adalah dampak negatif gadget dan media digital. Paparan konten kekerasan, cyber bullying, hingga interaksi tidak sehat di media sosial dinilai memengaruhi perilaku pelaku, terutama remaja.

"Urbanisasi membuat anak semakin bergantung pada gadget. Sayangnya, ini juga membuka ruang kekerasan baru, termasuk yang bermula di dunia maya dan berlanjut secara fisik," ungkapnya.

Selain itu, lingkungan sosial yang tak acuh juga menjadi pemicu. Minimnya dukungan tetangga, relasi kuasa di sekolah atau komunitas, hingga isolasi sosial di kawasan padat membuat korban semakin sulit mencari bantuan. Sementara pada perempuan muda, norma patriarki, ketimpangan gender, hingga pernikahan dini menjadi faktor struktural yang memicu kekerasan.

Chico menambahkan, berdasarkan survei nasional 2025, sebanyak 70% korban memilih tidak melapor karena takut stigma dan pembalasan.

"Pencegahan harus dimulai dari keluarga, edukasi itu kunci," tegasnya.




(bel/jbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork