Pemkot bergeming dengan rencananya menggusur SD itu karena hendak mendirikan masjid di lahan itu. Pemkot Depok mempersilakan murid SDN Pocin 1 pindah ke SDN Pocin 3 dan SDN Pocin 5. Tenggat waktunya adalah sepekan lagi.
"Kita membatasi proses belajar mengajar maksimal sampai tanggal 9, setelah itu pada tanggal 12 Desember mereka sudah harus pindah ke SDN Pondok Cina 3 dan 5, yang berkenan untuk pindah," kata Sekda Depok, Supian Suri, Kamis (1/12) kemarin.
Dia mengatakan ujian akhir semester akan digelar pada 5-9 Desember. Kegiatan ujian itu menjadi yang terakhir bagi para siswa SDN Pocin 1. Siswa masih dibolehkan untuk mengikuti ujian pada periode tersebut.
Orang tua siswa merasa terusir. Mereka melancarkan kritik atas keputusan Pemkot tersebut.
Kritik ortu siswa
Pemkot Depok membatasi kegiatan belajar mengajar di SDN Pocin 1 hingga Jumat (9/12). Orang tua siswa merasa terusir atas keputusan tersebut.
"Orang tua juga benar-benar dikasih waktu seminggu ya, diusir kayak apaan tahu," kata salah satu orang tua siswa, Cici, saat ditemui di SDN Pocin 1, Jumat (2/12).
Sampai Jumat (9/12), siswa SDN Pocin 1 akan mengikuti ujian semester. Setelah itu, pada Senin (12/12), Pemkot Depok mengharuskan para siswa pindah ke SDN Pocin 3 dan SDN Pocin 5. Keputusan itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Depok Supian Suri seusai audiensi dengan ortu murid di Balai Kota Depok pada Rabu (30/11) lalu.
Cici menganggap keputusan audiensi tersebut sebagai keputusan sepihak. Bahkan, lanjutnya, Pemkot Depok tidak memberi jawaban atas pertanyaan para orang tua siswa saat audiensi tersebut.
"Itu kan keputusan sepihak, bener-bener pertanyaan kita (orang tua siswa) aja tidak ada yg dijawab satu pun pas di sana (Balai Kota Depok)," keluhnya.
Dia juga mengeluhkan nasib siswa yang sudah ditinggalkan oleh para guru pada Senin (14/11). Sejak saat itu, peran guru digantikan para relawan dan mahasiswa dari berbagai universitas.
Sebelumnya, koordinator orang tua murid, Ecy Tuasikal, menyatakan pada Rabu (30/11) lalu, audiensi antara Pemkot dan orang tua murid berjalan tidak adil. Soalnya, tidak ada unsur DPRD Kota Depok di audiensi itu. Orang tua murid merasa tidak punya pelindung siapapun dalam menghadapi kebijakan Pemkot Depok.
Relokasi SDN Pondok Cina (Pocin) 1 untuk pembangunan Masjid Raya menimbulkan polemik, Jumat (18/11/2022). Selain itu, para siswa juga harus belajar tanpa guru. Foto: Rifkianto Nugroho |
Kritik politikus
Wakil Ketua DPD PSI Kota Depok, Icuk Pramana Putra, berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat mengintervensi keputusan Pemkot Depok untuk menggusur SDN Pocin 1.
"Tindakan semena-mena Pemkot Depok ini tidak boleh dibiarkan," kata Icu kepada wartawan, Kamis (1/12) kemarin.
Wakil Ketua Komisi X DPR dari Golkar, Hetifah Sjaifudian, sudah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) terkait polemik relokasi SDN Pocin 1 Depok. "Sudah saya tekankan harus dipastikan kepentingan anak-anak atau siswa yang jadi prioritas," kata Hetifah kepada detikcom, Rabu (30/11).
Siswa tetap belajar di SDN Pocin 1 yang bakal direlokasi. Ortu murid ikut hadir ke SDN Pocin 1 lantaran tak ingin anak pindah ke SDN Pocin 5 dan Pocin 3. (Dwi Rahmawati/detikcom) |
Kritik dari KPAI dan sejarawan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin atas polemik relokasi SDN Pocin 1 Depok. Pemkot Depok dikritiknya dan didesak menuntaskan masalah ini.
"Situasi yang tidak memberikan kepastian berpotensi membingungkan guru, orang tua dan juga peserta didik, bahkan peserta didik yang bingung dengan perkembangan situasi terakhir ini akan berpotensi kehilangan semangat belajar," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti kepada wartawan, Senin (14/11) lalu.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti. Foto: Dok. Istimewa |
Sejarawan JJ Rizal mengkritik Pemkot Depok yang ngotot hendak membangun masjid dengan cara menggusur SD. Kesan yang dia tangkap, Pemkot tidak peduli masalah pendidikan anak Depok.
"Pemkot Depok yang bersikukuh akan membangun masjid raya di atas reruntuhan bangunan sekolah dasar memperlihatkan sikap yang abai soal hak atas pendidikan," kata JJ Rizal, Jumat (25/11).
Selanjutnya, relawan tetap mengajar:
Relawan tetap mengajar
Relawan bersimpati mengajar para siswa SDN Pocin 1. Menurut relawan, nasib siswa SDN Pocin 1 perlu perhatian karena terancam digusur dan sudah ditinggal para guru.
"Saya agak miris ya karena masalah relokasi ini masalah jadi seperti ini. Kami merasa kasihan juga karena guru-guru nggak bisa mengajar juga ya jadi kami membantu mengajar," kata salah satu relawan, Aditya, saat ditemui di SDN Pondok Cina 1, Jumat (2/12).
Aditya bersama rekannya dari mahasiswa Universitas Indraprasta (Unindra) mengajar sekitar 200 siswa yang masih bertahan di SDN Pocin 1. Beredar kabar, para guru sudah tidak mengajar di SDN Pocin 1 sejak Senin (14/11).
Pemkot Depok membatasi kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1 hingga Jumat (9/12). Orang tua (ortu) siswa merasa terusir atas keputusan tersebut. (Devi Puspitasari/detikcom) |
Aditya mengatakan dia bersama teman-temannya akan membantu mengajar hingga polemik relokasi SDN Pocin 1 selesai. Dia juga mengatakan hanya ingin membantu mengajar dan bersikap netral dalam menanggapi polemik tersebut.
Relawan lain, Daniel, mengaku tergerak dari sisi kemanusiaan melihat siswa SDN Pocin 1 yang sudah tidak diajar para guru selama kurang lebih 3 pekan.
"Lihat sisi kemanusiaannya. Tidak mengajar lihat spanduk 'Hari Guru Tanpa Guru' sudah 3 minggu loh," kata Daniel.
Spanduk tersebut masih terpasang di SDN Pocin 1. Daniel mengatakan dirinya akan tetap mengajar siswa SDN Pocin 1 meski Pemkot Depok sudah meminta kegiatan belajar mengajar berakhir per Jumat (9/12) nanti.
"Kita bertahan di sini karena apa janji relokasi tidak ada, guru-guru 3 minggu lebih (tidak mengajar di SDN Pocin 1). Kalau dibilang kita nggak dibayar di sini, (kita) pakai hati," ujar dia.