Duduk Perkara Lipatan Kertas di Jumpa Pers Komnas HAM soal Brigadir J

Haris Fadhil, Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Sabtu, 30 Jul 2022 07:05 WIB
Konferensi pers Komnas HAM saat menunjukkan kertas terkait kasus ini (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Lipatan kertas terkait data dalam kasus baku tembak menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J menjadi sorotan. Komnas HAM Choirul Anam yang melipat kertas pun menjelaskan duduk perkaranya.

Sebagaimana dilihat detikcom, Jumat (29/7/2022), potongan video konferensi pers Anam saat melipat kertas itu diunggah salah satu akun Instagram. Akun tersebut menyertakan narasi 'Moment Komisioner Komnas HAM melipat kertas untuk menutupi sesuatu' di dalam video.

Selain itu, muncul tanda panah dengan kalimat 'ada yang ditutupi' saat Anam membuka kertas dan melipat sisi kiri kertas itu. Ada juga kalimat 'Drama Komnas HAM soal Kematian Brigadir Yoshua' di video tersebut.

Momen yang viral itu merupakan potongan video saat konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus tewasnya Brigadir Yoshua yang digelar Komnas HAM di kantor Komnas HAM pada Rabu (27/7). Anam saat itu menjelaskan soal cell dump atau teknik untuk menyelidiki keberadaan handphone atau telepon seluler dalam satu titik lokasi lewat data yang diperoleh dari base transceiver station atau BTS.

"Kami tadi juga ditunjukkan di mana monitoring keberadaan, di samping dari video, keberadaan komunikasi, jejaring komunikasi yang terdapat di area Duren Tiga, di area Magelang. Jadi ada empat titik untuk melakukan salah satu tindakannya adalah cell dump, menarik jaringan komunikasi itu. Kami juga dikasih bahannya, termasuk disediakannya print-nya, raw material-nya kami dikasih, jaring-jaringnya, siapa ngomong apa kami juga dikasih. Saya akan tunjukkan," ujar Anam.

Simak video 'Viral Lipatan Kertas di Konferensi Pers Kasus Brigadir J, Apa Isinya?':



Apa isi lipatan kertas itu? Baca halaman selanjutnya.




(rdp/rdp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork