Nestapa Kakek Tewas Dikeroyok Berujung Penghasut Jadi Tersangka

Nestapa Kakek Tewas Dikeroyok Berujung Penghasut Jadi Tersangka

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 25 Jan 2022 05:32 WIB
Jakarta -

Kasus tewasnya kakek bernama Wiyanto Halim (89) di daerah Cakung, Jakarta Timur, menjadi sorotan. Pasalnya, kakek Wiyanto tewas dikeroyok usai diteriaki maling oleh massa di lokasi.

Aksi pengeroyokan itu terjadi di Jalan Pulo Kambing, Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu (23/1) sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu korban diteriaki maling oleh warga di lokasi usai menyerempet pengendara motor.

Tudingan itu memantik amarah warga dan beberapa pengendara motor yang mengejar korban. Kakek diteriaki maling itu kemudian dikeroyok warga di lokasi hingga meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

14 orang telah ditangkap terkait kasus tersebut. Belasan orang terduga pelaku ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Metro Jakarta Timur.

"Terkait hal ini, kita sampai sore ini sudah melakukan pemeriksaan dan masih berlangsung ada 14 orang yang sudah kita amankan dan periksa terkait hal ini. Semuanya masih di Polres Jaktim sekarang ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/1).

ADVERTISEMENT

Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan maut. Salah satunya adalah pengendara motor yang memprovokasi warga dengan meneriaki korban maling.


Berawal dari Hasutan Pemotor

Polisi tengah menyelidiki tewasnya Wiyanto Halim (89) yang dikeroyok usai dituding maling di Cakung, Jakarta Timur. Usut punya usut, tudingan maling itu berawal saat korban menyerempet salah satu pemotor di lokasi.

"Ini diawali adanya serempetan dari salah satu motor. Di antara 14 orang yang diperiksa, ada satu yang motornya diserempet," kata Zulpan.

Tidak terima diserempet, pemotor itu meneriaki korban dengan sebutan maling. Teriakan itu lalu mengundang amarah warga dan sejumlah pengendara motor untuk melakukan pengejaran kepada korban.

"Kemudian dia (pemotor) melakukan provokasi dengan teriakan maling," jelas Zulpan.

14 orang kini telah ditangkap pihak kepolisian. Pemotor yang dianggap sebagai provokator pun ikut ditangkap.

"Pemilik motor yang senggol tersebut mengakui memprovokasi dengan teriakan maling sehingga mengakibatkan orang-orang di sekitar berempati dan mengejar secara beramai-ramai dengan menggunakan motor terhadap pengemudi Toyota Rush tersebut," tutur Zulpan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Eureka!: Indonesia Berburu Exoplanet dan Alien

[Gambas:Video 20detik]



4 Orang Jadi Tersangka

Pengusutan tewasnya Wiyanto Halim (89) yang dikeroyok usai dituding maling di Jakarta Timur terus dilakukan pihak kepolisian. Hingga Senin (24/1) malam, total ada empat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Informasi terbaru sampai saat ini sudah ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan saat dihubungi, Senin (24/1).

Dia mengatakan empat orang yang berstatus tersangka ini merupakan bagian dari 14 orang yang sempat dimintai keterangan oleh polisi.

"Empat orang ini bagian dari 14 orang yang sudah kita amankan dan diperiksa," katanya.

Salah satu tersangka diketahui pria inisial R. Pelaku R diketahui berperan aktif dalam melakukan pemukulan kepada korban.

"R ini yang melakukan pemukulan ya," ucap Zulpan.

Kasus ini masih terus diusut pihak kepolisian. Adanya tersangka lain masih terbuka lebar dari kasus tersebut.

Simak di halaman selanjutnya: kronologi kejadian.

Saksikan juga: 'Terbelenggu Pacar Benalu'

[Gambas:Video 20detik]



Kronologi Pengeroyokan Korban

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan mengatakan peristiwa yang menimpa Wiyanto Halim itu terjadi pada Minggu (23/1) dini hari pukul 02.00 WIB. Saat itu petugas Polres Jaktim menerima laporan adanya tindakan curanmor.

"Awalnya petugas piket Polres Jaktim mendapat informasi adanya seseorang yang diduga melakukan pencurian kendaraan bermotor dan membawa kabur mobil milik orang lain," kata Kombes E Zulpan saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/1/2022).

Polisi yang sedang berpatroli memeriksa tempat kejadian perkara (TKP). Namun, di lokasi terlihat mobil Toyota Rush milik korban sudah rusak berat.

"Anggota Polsek Pulogadung yang sedang berpatroli meluncur ke TKP. Sesampainya di TKP ini menemukan mobil Toyota Rush warna abu-abu metalik nopol 1859-SYL yang sudah dalam keadaan rusak," lanjutnya.

Saat itu HM diketahui tidak membawa kartu identitas. Kondisi Wiyanto Halim juga dilaporkan mengalami luka akibat pengeroyokan.

"Jadi korban ini pengemudi pada saat kita temukan di TKP ini memang tidak memiliki identitas. Mengalami luka-luka akibat dikeroyok oleh sejumlah orang," ucapnya.

Mengetahui hal tersebut, petugas mencoba mengamankan situasi saat itu. Korban lansia itu sempat dilarikan ke rumah sakit.

"Mengamankan situasi, kemudian melakukan langkah membawa korban ke RSCM, walaupun akhirnya meninggal dunia," kata Zulpan.

Baca di halaman selanjutnya: keluarga ungkap kondisi jenazah korban.

Saksikan juga: 'Terbelenggu Pacar Benalu'

[Gambas:Video 20detik]



Keluarga Ungkap Kondisi Jasad Korban

Keluarga mengungkap kondisi jasad Wiyanto Halim (89), lansia yang tewas akibat dikeroyok lantaran diteriaki maling di daerah Cakung, Jakarta Timur. Korban menderita luka di sekujur tubuh akibat pengeroyokan massa.


"Kepalanya robek, mukanya penyok gitu, tulang belakang hancur, dadanya mungkin hancur juga, kupingnya bengkak ada pendarahan, ya sampai segitunya. Pokoknya tulang belakangnya hancur, itu diinjak-injak kayanya," kata anak korban, Bryana Halim, saat dihubungi, Senin (24/1).

Peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu (22/1) malam. Korban saat itu tengah mengemudikan kendaraannya seorang diri.

Menurut Bryana, ayahnya memang masih dalam keadaan sehat meski telah berusia lanjut. Korban hanya mengalami masalah pendengaran.

"Usianya 89 dan papa saya itu orangnya sehat sekali tanpa penyakit. Cuma penyakit tua paling sedikit budek. Papa saya itu bisa nyetir sendiri, bisa betulin genteng sendiri, karena papa saya di umur segitu masih sehat sekali," jelas Bryana.

Meski begitu, Bryana merasa ada kejanggalan saat ayahnya pergi menyetir sendiri di malam hari. Padahal, biasanya ada seorang sopir yang menemani korban bepergian.

"Biasa sama sopir cuma kemarin semuanya serba nggak tahu kenapa dia bisa nyetir sendiri. Sopirnya kebetulan lagi berhalangan. Papa saya kan orang zaman dulu ya jadi kuat dipikirnya cuma nggak jauh. Tapi keluarga nggak habis pikir kenapa papa keluar malam. Makanya ini yang mau diteliti," ujar Bryana.

Lebih lanjut Bryana meminta polisi mengusut tuntas pengeroyokan yang menewaskan ayahnya itu. Bryana meminta pelaku dihukum berat.

Saksikan juga: 'Terbelenggu Pacar Benalu'

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 4
(ygs/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads