Wali Kota Depok Mohammad Idris buka suara terkait pencabulan yang dilakukan guru ngaji berinisial MMS (52) kepada 10 anak muridnya. Idris menyebut majelis taklim tempat MMS mengajar tidak memiliki izin.
"Jadi ini sebuah tempat di mana dia diberikan tempat oleh yang punya usaha ini sebagai pengepul sampah. Nah itu dijadikan tempat untuk pengajian dan memang tidak ada izin, jadi hanya inisiatif si pemilik tanah," kata Idris kepada wartawan di Depok, Jumat (17/12/2021).
Idris mengklarifikasi bahwa aksi pencabulan yang dilakukan oleh MMS tidak terjadi di lembaga pendidikan yang formal.
"Perlu diklarifikasi kejadian ini bukan terjadi di pendidikan. Jadi ini bukan tempat pendidikan, dalam artian formal maupun nonformal. Bukan tempat PAUD, bukan tempat TPA yang formal," jelasnya.
Selain itu, Idris mengatakan MMS bukan warga asli Depok. Hal itu dilihat dari identitas di KTP-nya yang merupakan warga luar Pulau Jawa.
"Apalagi--mohon maaf--KTP-nya nggak jelas, tertulis memang dari KTP wilayah di luar Jawa. Aslinya memang orang Pulau Jawa, dia datang (ke Depok) dua tahun yang lalu," ujar Idris.
Menurut informasi, MMS juga diketahui sering berpindah-pindah tempat lantaran mempunyai masalah. Idris mengimbau masyarakat agar mempunyai sikap kesadaran yang tinggi agar kasus ini tidak terulang.
"Yang kedua, pelajaran mungkin bagi kita harus mempunyai sikap awareness yang tinggi. Orang pelaku ini informasinya sudah pindah-pindah tempatnya yang memang dia punya masalah di tempat pertama. Dalam permasalahan ini harus dijadikan pelajaran bagi warga," tutur Idris.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(mea/mea)