Wanita bernama Eva membuat pengaduan ke Polda Sumatera Utara (Sumut) karena merasa diperas oleh anggota Polsek Helvetia. Dia mengaku diperas Rp 2 juta agar suaminya, Ramli, yang ditangkap tak ditembak kakinya.
Hal ini disampaikan Eva usai menjenguk suaminya di Polsek Helvetia, Kamis (16/12/2021). Eva datang didampingi oleh LBH Medan.
"Mungkin karena sudah lebih 8 hari, memang lukanya itu sudah tidak terlalu bengkak. Tapi ada bekas memar-memar di bagian lengan sama bagian kepala. Memang mulai agak kurang, karena waktu hari kami awal dia datang, itu kami datang itu lebih bengkak lagi," ujar Eva.
Eva kemudian menceritakan awal mula suaminya ditangkap hingga ada polisi mendatangi rumahnya di Desa Klambir V Kebun, Kecamatan Hamparan Perak. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (7/12) malam untuk mengantar paket.
Pada pukul 21.00 WIB, Eva mengaku mencoba menelepon suaminya, namun tidak aktif. Pada pukul 24.00 WIB, dia mengaku diberi kabar oleh keponakannya kalau suaminya telah ditangkap.
"Ponakan pun dapatnya dari kawannya juga. Jadi kami nggak tahu mau ke mana, ya ketua adat di situ lah kami datangi kasih tahu kalau Ramli ketangkap. Ketua adat nyampein sudah tunggu aja sampai besok bagaimana, apa benar atau nggak," sebut Eva.
Keesokan harinya, menurut Eva, ada dua orang mengaku dari Polsek Helvetia yang datang ke rumahnya. Dia mengatakan kedua orang itu menyampaikan Ramli telah ditangkap.
"Jam 10.00 WIB itu datang dua orang, katanya utusan dari Polsek Helvetia. Bilangnya, ngasih tahu 'Bu ini si Ramli sudah ketangkap ini, Bu. Kalau Ibu ada uang Rp 2 juta, si Ramli nggak kena tempel' katanya. Ya saya nggak ngerti tempel itu apa, jadi saya tanya maksudnya tempel apa? Dia menunjukkan kakinya, kena tembak katanya, 'Jadi kalau nggak ibu sediakan yang Rp 2 juta itu, Bu, ini malam juga dia bakalan ditembak kakinya'. Di situ saya ya namanya baru kejadian begitu saya nangis. Nggak lama orang itu pergi berdua," sebut Eva.
Dia mengatakan dua orang itu datang lagi bersama dua rekannya. Dia menyebut orang-orang itu masuk ke rumah untuk menanyakan peralatan milik Ramli serta uang Rp 2 juta itu.
"Kemudian 5 hingga 10 menitan gitu datang lagi itu tadi, tapi bawa kawan dua orang yang dibawanya berarti empat orang. Permisi, salam masuk ke rumah, yang satu duduk yang duanya lagi masuk ke rumah yang satu masih di luar. Nggak lama, yang ketiga ini diperintahkan suruh di mana gerinda? Saya bilang di gudang, mana kunci gudang? Semua dapur-dapur diperiksain. Kunci gudang kasih dibuka itulah ambil gerinda orang itu di situ. Setelah ambil gerinda, dibawa keluar selagi orang itu ambil gerinda saya nggak ngikutin ke belakang," ujar Eva.
"Saya duduk sama yang satu yang duduk di kursi, itu dia ngajakin 'sini bu duduk dulu kita bicara' katanya. Itulah saya duduk di situ yang tiga orang ini di belakang nggak tahu lah entah apa lagi yang dibongkar. Udah itu dia yang duduk di kursi itu bilang tujuannya itu tadi lah uang Rp 2 juta itu, 'Jadi ini demi keselamatan si Ramli kalau ibu bisa sediakanlah yang Rp 2 juta itu' katanya. Dibilangnya dua ikat, dua ikat itu dua juta lah. 'Ini demi keselamatan si Ramli' katanya. Sampai sembah-sembah saya di kakinya 'mohon lah Pak jangan sampai kayak gitu kali'," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dhm/haf)