Seorang mahasiswa menjadi bulan-bulanan di sebuah lorong kampus. Dia dipukuli beberapa kali oleh sejumlah mahasiswa lainnya.
Peristiwa ini terekam dalam sejumlah video hingga beredar dan viral di media sosial (medsos). Pengeroyokan itu terjadi di Politeknik Negeri Sriwijaya, di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Mahasiswa yang menjadi korban lalu melaporkan aksi pengeroyokan tersebut. Polisi kemudian bergerak mengusut kasus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan diketahui, korban pengeroyokan tersebut ialah mahasiswa semester V berinisial ART (20). Pengeroyokan terjadi pada Sabtu (30/10) sore.
"Aksi video pengeroyokan itu memang benar terjadi di Politeknik Palembang. Laporan korban juga sudah kita terima," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi kepada wartawan, Senin (1/11/2021).
Sebanyak 4 orang ditangkap polisi atas dugaan pengeroyokan tersebut. Pengeroyokan diduga dilakukan belasan orang.
Simak, berikut sejumlah fakta pengeroyokan mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya:
1. Korban Alami Sejumlah Luka
ART dikeroyok di kampusnya, Politeknik Negeri Sriwijaya. Dia mengalami sejumlah luka.
Korban mengalami luka pada bagian kepala, leher, dan bahu. Polisi memburu para terduga pelaku pengeroyokan yang diduga berjumlah 15 orang.
"Korban kita kasih pengantar visum, dia mengalami luka dan memar di beberapa bagian tubuhnya dan di rawat jalan. Kita sedang buru para pelaku, ada sekitar 15 orang," jelasnya.
Berdasarkan laporan polisi nomor STTLP/2035/X/2021/SPKT l/Polrestabes Palembang/Polda Sumsel yang dibuat korban, pengeroyokan terjadi di halaman kampus Politeknik Negeri Sriwijaya, Jalan Srijaya Negara, Ilir Barat I, Palembang.
2. Awal Mula Pengeroyokan
Kejadian itu bermula ketika korban sedang duduk dan bermain game bersama tiga orang temannya. Tiba-tiba korban dihampiri seorang tidak dikenal dan menabrakkan tubuhnya ke korban.
![]() |
Karena tak terima tubuhnya ditabrak, korban berdiri dan sempat terlibat cekcok dengan pria itu. Beberapa rekan korban yang ada di lokasi kejadian mencoba melerai, namun pria yang menabrakkan tubuhnya ke ART memanggil temannya lalu memukuli korban.
Humas Politeknik Negeri Sriwijaya, Edi Aswan, membenarkan peristiwa pengeroyokan tersebut. Dia menyerahkan proses hukum kepada polisi.
"Iya (benar kejadiannya), kita lagi koordinasi dengan pimpinan. Tentunya kita menyerahkan proses hukum sepenuhnya ke pihak berwajib," kata Edi Aswan saat dimintai konfirmasi.
3. 4 Pelaku Ditangkap
Empat orang yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan ditangkap polisi. Mereka ditangkap di tempat terpisah.
Keempat orang itu kemudian dibawa ke Polrestabes Palembang untuk diperiksa.
"Keempatnya kita tangkap tanpa perlawanan, semua pelaku yang ada dalam video viral itu. Sudah digiring anggota ke Polrestabes untuk diperiksa lebih lanjut," katanya.
Simak video 'Pengeroyok Mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya Ditangkap!':
Kenapa ART sampai dikeroyok? Simak awal mula terjadinya pengeroyokan di halaman selanjutnya.
4. Ada Alumni Jadi Provokator
Empat orang terduga pengeroyokan diamankan polisi. Tiga pelaku yang masih berstatus mahasiswa ialah Amar Wiratama (20), Hasbi Mahfud (20), dan M Rivaldo Dewa Putra (20).
Satu di antara empat orang itu merupakan alumni Politeknik Negeri Sriwijaya.
"Dari empat pelaku yang diamankan, ketiga pelaku merupakan mahasiswa sedangkan satunya merupakan alumni," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi saat dimintai konfirmasi, Senin (1/11/2021).
Alumni yang ikut mengeroyok ART bernama Aji Aslam Maulana alias AJ (21). Aji diduga sebagai provokator pengeroyokan terhadap ART.
"Dugaan sementara si alumni ini (AJ) yang merupakan provokatornya. Sedangkan ketiganya lainnya merupakan mahasiswa di kampus tersebut dan ikut serta melakukan penganiayaan," katanya.
![]() |
Kondisi korban dikabarkan sudah pulih. Para pelaku disangkakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
5. Pengeroyokan Bermula dari Saling Pandang
Pengeroyokan yang dilakukan belasan orang terhadap mahasiswa berinisial ART (20) ternyata bermula dari hal sepele. Para pelaku mengeroyok korban karena dipicu saling pandang.
"Dari hasil pemeriksaan, kejadian itu berawal adanya saling pandang antara korban dan temannya (pelaku) Amar," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi.
Pejabat Humas Politeknik Negeri Sriwijaya, Edi Aswan, mengatakan pihaknya belum mengetahui apa motif alumni itu mendatangi kampus. Pihaknya berjanji akan memberikan sanksi akademik apabila memang ada mahasiswa yang terlibat dalam tindak pidana.
"Kami belum tahu motifnya apa dan kenapa alumni datang ke kampus mungkin ada keperluan," kata Edi.
"Ya kalau benar mahasiswa kita, kami akan menindak sesuai peraturan akademik, dari sanksi terendah berupa teguran sampai sanksi terberat pemberhentian sebagai mahasiswa Polsri," jelasnya.
Simak 2 fakta lain di halaman selanjutnya.
6. 11 Orang Terduga Pengeroyok Diburu
Terduga pelaku pengeroyokan dalam kasus ini berjumlah 15 orang. Empat pelaku sudah ditangkap dan 11 pelaku lagi masih diburu.
"Kita harapkan untuk ke-11 pelaku lainnya menyerahkan diri dan kami masih mendalami kasus ini," tutur Kompol Tri Wahyudi.
Pejabat Humas Politeknik Negeri Sriwijaya, Edi Aswan, mengatakan pihaknya belum mengetahui apa motif alumni itu mendatangi kampus. Pihaknya berjanji akan memberikan sanksi akademik apabila memang ada mahasiswa yang terlibat dalam tindak pidana.
"Kami belum tahu motifnya apa dan kenapa alumni datang ke kampus mungkin ada keperluan," kata Edi.
![]() |
"Ya kalau benar mahasiswa kita, kami akan menindak sesuai peraturan akademik, dari sanksi terendah berupa teguran sampai sanksi terberat pemberhentian sebagai mahasiswa Polsri," jelasnya.
7. Korban Ngaku Tak Kenal Pelaku
Korban pengeroyokan, ART (20), buka suara. Dia mengaku tak kenal sama sekali dengan para terduga pelaku.
"Saya tidak mengenal para pelaku. Baru saat kejadian itulah ketemu dengan mereka," kata ART.
Dia mengatakan peristiwa itu terjadi saat dirinya bermain game pada Sabtu (30/10). Menurutnya, para terduga pelaku tiba-tiba datang menghampiri dan marah-marah.
"Saat bertemu itulah mereka langsung marah-marah dan terjadilah insiden pengeroyokan tersebut," katanya.
Reza mengatakan pengeroyokan terhadap dirinya terjadi di tiga lokasi berbeda di kampus tersebut. Dia mengaku tak pernah punya masalah dengan para terduga pelaku.
"Yang pertama dan paling utama terjadi di area halaman dekat kantin, berlanjut di koridor kampus, hingga berlanjut ke depan kampus," katanya.