Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhenti berbohong soal Pilgub 2024. Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, M Taufik, mempertanyakan maksud Prasetio.
"Bohongnya apaan? Yang dimaksud bohongnya apa? Bohong itu dari sudut yang mana," kata M Taufik kepada wartawan, Sabtu (9/10/2021).
Taufik meminta Prasetio memberitahukan apa kebohongan yang diucapkan Anies terkait Pilgub 2024. Dia menilai pernyataan yang disinggung Prasetio itu adalah pernyataan orang yang disebut sebagai pendukung Anies, bukan pernyataan Anies Baswedan.
"Bohongnya di mana gitu? Yang bohong apanya coba? Orang kalau mau bohong misalnya gini... gini..., dibunyiin dong bohongnya apa. Kalau pendapat orang, bukan berbohong, itu pendapat," ujarnya.
"Itu kan relawan, relawan boleh saja pendapat apa kek, namanya relawan. Itu kan pendapat orang, masa pendapat orang dibilang bohong, ya kan?" imbuhnya.
Sebelumnya, Prasetio Edi meminta Anies Baswedan berhenti berbohong soal isu Pilgub DKI 2024. Pilgub DKI digelar pemerintah pusat pada 2024, bukan 2022, tidak untuk mengganjal Anies, melainkan karena sudah amanat undang-undang.
"Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta Gubernur Anies Baswedan berhenti berbohong dengan seakan pemerintah pusat sengaja memundurkan Pemilihan Gubernur sampai 2024. Sebab, pelaksanaan pilgub diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, yang disahkan setahun sebelum Anies menjadi gubernur," demikian bunyi keterangan tertulis Prasetio, Sabtu (9/10).
Prasetio mengatakan masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI berakhir pada 2022 dan kemudian Pilgub DKI digelar pada 2024. Untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Anies Baswedan, pemerintah bakal menunjuk seorang penjabat. Pemerintah pusat menetapkan Pilgub DKI digelar pada 2024, bukan 2022.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
Saksikan juga 'Anies: Gagasan itu Penting, Jangan Meremehkan Kata-kata':
(haf/haf)