Duka Penumpang KMP Yunicee yang Tenggelam di Perairan Pulau Dewata

Round-Up

Duka Penumpang KMP Yunicee yang Tenggelam di Perairan Pulau Dewata

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 30 Jun 2021 21:44 WIB
Jakarta -

KMP Yunicee terbalik dan tenggelam di Perairan Gilimanuk, Jembrana, Bali. Tenggelamnya KMP Yunicee ini meninggalkan duka bagi penumpang kapal dan keluarganya.

Kapal motor penumpang (KMP) Yunicee tenggelam pada Selasa (29/6/2021), pukul 19.20 Wita, di posisi utara lampu merah Gilimanuk.

Diketahui KMP Yunicee berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan ASDP Gilimanuk, Bali. Saat kejadian, kapal sedang antre bersandar di pelabuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KMP Yunicee diduga terseret arus gelombang sebelum terbalik dan tenggelam. Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Banyuwangi, Benyamin Ginting, mengatakan, sebelum terbalik, kapal dihantam ombak dan gelombang.

Diduga saat kejadian gelombang tinggi sekitar 3-4 meter terjadi di perairan Selat Bali.

ADVERTISEMENT

"Kapal saat itu akan sandar. Sedang antre sandar di Pelabuhan ASDP Gilimanuk. Kapal ini sempat terseret ke selatan, kemungkinan karena ini," ujarnya kepada detikcom, Rabu (30/6/2021).


KMP Yunicee Ditemukan Tenggelam di Kedalaman 79 Meter

KMP Yunicee ditemukan tenggelam di dasar Selat Bali dengan kedalaman 78 meter. Kapal juga terseret arus hingga 1,6 km dari Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Bangkai KMP Yunicee terpantau dari KRI Rigel yang melakukan pencarian di sekitar Selat Bali. Kerangka tersebut berada di 8,10 derajat Lintang Selatan dan 114,25 derajat Bujur Timur.

KMP Yunicee berada di kedalaman 72 meter sampai 78 meter, panjang 55,3 meter, lebar 11,5 meter, tinggi 11,35 meter dari dasar laut. Jarak daratan terdekat 362 meter, jarak dari Pelabuhan Gilimanuk kurang-lebih 1,65 km.

Komandan KRI Rigel-933 Letnan Kolonel Laut (P) Jaenal Mutakim mengatakan ROV KRI Rigel memantau adanya kerangka kapal berada di antara kedalaman 72-78 meter di bawah permukaan laut.

"Kontak ROV berada di dasar laut sedalam 72 sampai 78 meter di bawah laut," ujarnya kepada wartawan di atas KRI Rigel, Rabu (30/6/2021).

39 Korban Selamat, 7 Meninggal

Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu mengungkap 23 korban selamat dari tenggelamnya KMP Yunicee tidak masuk manifes. Dari 39 korban yang ditemukan, hanya 16 yang masuk manifes, sedangkan sisanya, 23 orang, tidak tercatat dalam manifes.

"Ditemukan (ada sebanyak) 39 (orang korban), yang masuk manifes hanya 16 orang. Selebihnya 23 orang yang selamat adalah di luar manifes," kata Irjen Putu di Bali, Rabu (30/6/2021).

Irjen Putu lalu menyebut total ada 41 orang yang tercatat dalam manifes KMP Yunicee.

Sementara itu, sudah ditemukan 7 orang dalam kondisi meninggal. Namun, dari 7 orang itu, tiga orang masuk manifes, sedangkan empat orang tak tercatat dalam manifes.

Posko di Pelabuhan Gilimanuk juga menerima laporan adanya 11 orang hilang atau belum ditemukan dalam kecelakaan kapal tersebut. Dari 11 orang itu, yang masuk manifes ada 5 orang, sementara 6 korban lagi tidak tercatat dalam manifes.

"Ada ataupun tidak ada dalam manifes, kita dari tim gabungan dari Basarnas, Kodim, Polda, dan unsur pemda itu sama-sama mencari keberadaan orang yang hilang. Semoga, dengan penyisiran di sepanjang pantai ini, kita bisa temukan korban yang dinyatakan hilang tersebut," kata Putu Jayan.

Menurut Kapolda, pencarian dilakukan dari kemarin hingga sore ini. Dari pencarian itu, ada beberapa perlengkapan kapal yang ditemukan, antara lain pelampung, perahu karet, tabung oksigen, dan sebagainya. Berbagai barang itu ditemukan di arah selatan dari titik tenggelamnya kapal.

"Jadi diperkirakan memang arus dari Selat Bali ini derasnya ke arah selatan. Jadi kira-kira proses pencarian kita, dari unsur Lanal, Basarnas, dll itu sama-sama sedang menyisir lokasi yang dimungkinkan adanya orang yang hilang," tutur Kapolda.

Di antara korban yang selamat menyampaikan kesaksiannya terkait peristiwa tenggelamnya KMP Yunicee, ada pula kisah duka dari keluarga korban kapal. Sebagai berikut.

Selengkapnya di halaman berikutnya

Cerita Penumpang Selamatkan Diri

Detik-detik mendebarkan dirasakan oleh penumpang selamat tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali. Mereka harus setengah jam berenang dalam kondisi gelap. Sementara pelampung pun tidak disebarkan ke seluruh penumpang.

Sukro Winoto (44) warga Kecamatan Srono, Banyuwangi, mengaku saat itu kapal sedang bersiap untuk sandar. Namun, kapal tiba-tiba miring dan kemudian tenggelam.

"Sebenarnya sudah hampir nyampai Gilimanuk. Tapi tiba-tiba kapal miring sampai tenggelam," katanya kepada detikcom, Selasa (29/6/2021).

Sesaat sebelum tenggelam, Sukro sempat mengambil pelampung dan langsung meloncat ke laut. Ia mengaku hampir 30 menit terapung di Selat Bali hingga akhirnya ada kapal lain yang menolongnya.

"Ada setengah jam nunggu kapal lewat dan teriak minta tolong. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," syukurnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Rio Dimas Saputro (18). Tenggelamnya KMP Yunicce berlangsung cukup cepat. Saat mendekati dermaga Pelabuhan Gilimanuk, tiba-tiba kapal miring.

Rio yang berada di geladak atas bersama penumpang lainnya lalu tergelincir karena kapal terus miring hingga terbalik. "Penumpang menjerit, semuanya tenggelam," ceritanya.

Saat tenggelam, Rio mengaku tidak sadarkan diri. "Saya tidak ingat, tiba-tiba sudah ada kapal yang menolong," terang Rio.

Kesaksian Korban: Air Masuk hingga Kapal Miring Sebelum Berangkat

Tenggelamnya KMP Yunicee masih menjadi misteri. Apakah terseret arus, kelebihan muatan atau ada kerusakan kapal. Kesaksian penumpang kapal selamat menyebut air laut sudah masuk ke geladak dan posisi kapal sudah miring sebelum berangkat menuju Pelabuhan Gilimanuk.

Keterangan dari salah seorang penumpang, Nyoman Suryawan (34), warga Tabanan, Bali, mengaku mengetahui kapal sudah dalam kondisi miring ke kiri. Saat masuk ke kapal di Pelabuhan Ketapang, dirinya juga sudah melihat genangan air.

"Pada saat pertama kali masuk kapal sudah ada air, sudah ada sekitar 14 mobil. Naiknya (air) itu di lubang dek itu sudah masuk, kurang-lebih sekitar 10 cm," ujarnya kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).

Nyoman menyatakan tidak ada bus dalam kapal tersebut. Kendaraan yang naik didominasi truk Colt diesel. Dirinya sempat menghitung jumlah truk Colt diesel saja ada 15 truk. Bahkan, salah seorang temannya yang kendaraannya berada pada posisi paling belakang sempat diminta memindahkan kendaraannya. Sebab, saat itu posisi kapal sudah agak miring.

"Saya juga merasa di atas kapalnya sudah miring. Akhirnya dipindahkan (kendarannya), kapalnya sudah tidak miring sedikit," bebernya.

Nyoman mengaku sempat bertanya kepada salah seorang anak buah kapal (ABK) apakah dengan kondisi tersebut masih berani melakukan pelayaran. Saat itu, menurutnya, ABK tersebut meminta waktu untuk bertanya ke kapten kapal.

"Akhirnya ABK naik, tanya ke kapten katanya berani jalan," tambahnya.

Di pertengahan perjalanan, lanjut dia, kapalnya sudah miring. Dia yang saat itu berada di ruang penumpang benar-benar merasakan kondisi kapal yang miring. Sampai akhirnya dia memutuskan memakai life jacket. Dan akhirnya pelan-pelan kapal tenggelam.

"Langsung saya pakai life jacket. Jaraknya kurang-lebih 1 km (dari Pelabuhan Gilimanuk)," ungkapnya.

Pria Banyuwangi Lolos dari Maut Meski 3 Kali Terlempar di KMP Yunicee

Sumari (52), warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, tak menyangka dirinya selamat dari insiden tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali. Sumari mengaku terlempar sebanyak 3 kali. Saat di permukaan air, dia menyelamatkan diri dengan pelampung yang mengapung di lokasi kejadian.

Sumari mengisahkan dirinya yang panik saat menumpang KMP Yunicee yang sedang antre menunggu sandar di Pelabuhan ASDP Gilimanuk, Bali.

"Posisi kapal sudah miring ke kiri. Saat itu seluruh penumpang ke depan kapal mencari pelampung, berebut itu," ujarnya kepada detikcom, Rabu (30/6/2021).

Di tengah perebutan pelampung itu, kata Sumari, dia terjatuh hingga 3 kali. Ini disebabkan desakan dari penumpang lain yang berebut. Karena putus asa, dia hanya duduk di ruang penumpang, menunggu adanya keajaiban.

"Saya tidak tahu lagi bagaimana. Karena pelampung saya tidak ada. Ya diam di ruang penumpang," tambahnya.

Tiba-tiba saja ada guncangan hebat di badan kapal. Kapal semakin miring ke kiri dan akan terbalik. Dia pun terlempar sebanyak 3 kali.

"Tapi entah kenapa kok saya tiba-tiba keluar dan tercebur di laut. Saya mencoba berenang karena panik," ungkapnya.

Saat panik, tiba-tiba saja banyak bertebaran pelampung di sekitar perairan lokasi tenggelamnya KMP Yunicee. Dia langsung mengambil pelampung kemudian memakainya.

"Agak lama itu. Kemudian ada kapal yang menyelamatkan saya dan penumpang lain," tambahnya.

Hal yang sama diungkapkan Sukro Winoto (44), warga Kecamatan Srono, Banyuwangi. Dia sesaat sebelum kapal tenggelam sempat mengambil pelampung dan langsung meloncat ke laut. Dia mengaku hampir 30 menit terapung di Selat Bali hingga akhirnya ada kapal lain yang menolongnya.

"Ada setengah jam nunggu kapal lewat dan teriak minta tolong. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," tambahnya dengan bersyukur.

Gadis Cantik Asal Banyuwangi Batal Menikah

Duka menyelimuti keluarga Hariyanto, warga Kecamatan Kabat Banyuwangi. Anaknya, Ariana Niken Permatasari (23), jadi korban KMP Yunicee karam. Penjaga loket Pelabuhan Gilimanuk Bali ini sedianya menikah bulan depan.

Prosesi pemakaman Ariana Niken Permatasari digelar hari ini, Rabu (30/6/2021). Tangis histeris keluarga korban mengiringi kepergian jenazah ke pemakaman umum setempat. Karena masih gadis, prosesi pemakaman pun menggunakan bunga mayang dan pelepasan ayam.

Haryanto hanya bisa mengusap pusara anaknya yang sudah dimakamkan di TPU Kabat. Banyak kerabat dan keluarga yang menyertai. Tak ada kata yang terucap di mulut Haryanto. Hanya doa yang terucap di bibirnya.

"Keluarga masih berduka. Tidak bisa banyak memberikan komentar," ujar Supriyanto, tetangga korban.

Sementara itu, Achmad, keluarga korban, mengaku mendiang Niken sedianya akan menikah bulan depan. Namun rupanya rencana itu urung terjadi setelah Niken jadi korban KMP Yunicee tenggelam di Gilimanuk.

"Iya (akan menikah) tapi Tuhan lebih sayang Niken," tambahnya.

Pihaknya mengaku berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menemukan jenazah Niken dan membawa langsung ke rumah duka.

"Sekitar pukul 3 pagi datang (jenazahnya) dan sudah dimakamkan. Kami ucapkan terima kasih semua yang sudah membantu pemakaman," pungkasnya.

Ariana Niken Permatasari dikenal sebagai sosok periang dan supel. Teman sejawatnya pun sangat kehilangan gadis cantik asal Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ini. Niken rencananya bertugas di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dengan menumpang KMP Yunicee. Namun di tengah antre sandar, kapal yang melayani penyeberangan Jawa-Bali ini terbalik dan tenggelam.

Satu Keluarga Jadi Korban KMP Yunicee

Duka dirasakan Minahadi (50), warga Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Dia kehilangan adik semata wayangnya. Adiknya belum ditemukan bersama dua anaknya yang masih balita yang turut jadi korban KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali.

Minahadi tak bisa membendung tangis, setelah adiknya, Gatut Pujinato (43), warga Karangsem, Bali, yang baru pulang dari rumahnya dikabarkan belum ditemukan. Tak hanya Gatut, anaknya, Kesha Putri (4) dan Muhammad Rafatar (2), juga belum ditemukan.

Sementara itu, istri dan anak pertama Gatut, Diah Ari Mayana (39), serta Bunga Cinta Ramadhani (14) ditemukan tewas dan saat ini berada di RSUD Jembrana, Bali.

"Satu keluarga itu. Ada 5 orang. Dua sudah ketemu meninggal dunia dan tiga belum ketemu, adik saya dan dua anaknya yang masih balita," ujar Minahadi menahan tangis, Rabu (30/6/2021).

Gatut bersama keluarga, kata Minahadi, sengaja datang ke Banyuwangi untuk menjenguk kerabat yang sakit. Mereka datang ke rumah Minahadi di Desa Ringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, dua hari lalu. Baru Selasa (29/6) malam rencananya pulang. Namun nahas, satu keluarga itu menjadi korban kapal tenggelam, KMP Yunicee.

"Baru menjenguk kerabat sakit. Malam pulang dan saya baru dapat kabar tadi malam. Ini tadi tanya ke petugas katanya belum ketemu," tambahnya.

Dia mengaku dua anak dari adiknya yang hilang, yakni Kesha Putri (4) dan Muhammad Rafatar (2), tidak masuk manifes penumpang.

"Makanya tadi cari nama di manifes belum ada," tambahnya.

Dia berharap ada mukjizat dari adiknya dan kedua anaknya bisa ditemukan dengan selamat. Meski sudah ada dua nyawa keluarganya sudah menjadi korban KMP Yunicee karam.

"Mudah-mudahan masih hidup dan ditemukan selamat," pungkasnya.


Warga Tasikmalaya Jadi Korban Tenggelamnya KMP Yunicee

Seorang warga Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, jadi korban tenggelamnya KMP Yunicee di Selat Bali, Selasa (29/06/21). Korban bernama Juliadi bekerja sebagai pedagang di kantin kapal sejak dua tahun lalu.

Duka masih dirasakan keluarga Juli. Mereka mendapat kabar, Juliadi jadi korban tenggelam KMP Yunicee di Selat Bali, tepatnya saat hendak bersandar di Pelabuhan Gilimanuk pada Selasa malam. Pemuda ini diketahui jadi salah satu korban yang masih dinyatakan hilang.

"Saya dapat kabar dari keluarga di Banyuwangi kalau adek saya, Juliadi, hilang saat kapal KMP Yunicee tenggelam. Kami masih terus cari informasi," kata Atin Kartini, kakak kandung korban, saat ditemui di rumahnya, Rabu (30/6/2021).

Juliadi bekerja di KMP Yunicee sebagai pedagang di kantin sejak dua tahun lalu. Terakhir kali korban berkomunikasi dengan keluarga melalui aplikasi percakapan video call pada 26 Juni lalu.

"Dia terakhir komunikasi video call 26 Juni Sabtu ya, Pak. Dia sampaikan permohonan maaf nggak balik saat Lebaran kemarin kan masih ada pandemi," ucap Atin.

Korban dikenal sebagai sosok anak yang ulet dan bertanggung jawab. Keluarga hanya bisa berharap Juliadi ditemukan selamat agar bisa kembali berkumpul. Pihak keluarga juga berharap pencarian terus dilakukan tim SAR.

"Saya berharap adik saya ini ditemukan dan selamat," ujar Atin.

Momen Sedih Selimuti Pemakaman Kakak dan Adik Korban KMP Yunicee

Dua korban meninggal dunia akibat kecelakaan KMP Yunicee, Alifiah Putri Sugiarti (19) dan adiknya, Bagas Putra Sugiarto (17), dimakamkan di Denpasar, Bali, sore tadi. Teman sekolah Alifiah menceritakan momen-momen kebersamaan dengan korban.

Pantauan detikcom, jenazah Alifiah dan Bagas dimakamkan di TPU Kampung Bugis, Banjar Suwung Batan Kendal, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, pukul 16.15 Wita. Saat pemakaman, ayah dan ibu korban tak kuasa menyembunyikan kesedihan.

Jenazah kedua korban dibawa dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jembrana dengan mobil ambulans yang berbeda. Dari RSUD Jembrana, kedua jenazah langsung dibawa ke TPU Kampung Bugis.

Sebelum dimakamkan, jenazah kedua korban lebih dulu dimandikan. Momen sedih pun tak dapat disembunyikan. Teman sekolah Alifiah, yang menghadiri proses pemakaman, juga tak kuasa menahan tangis.

Usai dimandikan, pemakaman dimulai. Jenazah sang kakak, Alifiah, dimakamkan terlebih dahulu. Barulah kemudian jenazah adiknya, Bagas, yang dimakamkan.

Sepupu kedua korban, Sibro Ali, mengaku mendengar kabar kedua korban meninggal dunia pada subuh hari ini, sekitar pukul 04.00 Wita. Saat kejadian, kedua korban bersama orang tuanya menumpangi KMP Yunicee dari Jember, Jawa Timur, ke Bali. Ada juga seorang sopir yang ikut bersama mereka.

Namun nahas, KMP Yunicee tenggelam. Kedua korban tidak selamat dan sopir yang ikut bersama mereka belum ditemukan. Kedua orang tua korban berhasil selamat.

"(Paman saya) pastinya syok ya, karena keduanya (anak) langsung pergi begitu. Ya pokoknya begitulah, susah jelasin. (Kedua korban) memang bersaudara," kata Sibro Ali.

Teman akrab sekolah Alifiah sedari SMP, Diana Sintya Sari, turut menghadiri proses pemakaman. Sintya mendengar teman akrabnya meninggal dari ibunya.

"Dapat kabarnya ini dari mama saya, ibu saya. (Ibu bilang) kok ada nama Alifiah (di daftar korban KMP Yunicee. (Saya) langsung kontak teman-teman, dan beneran Alifia sudah ndak ada," ungkap Sintya.

Sintya juga tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Dia sempat menceritakan momen-momen bersama Alifiah.

"Kalau pulang sekolah saya sering diajak jalan-jalan sama dia. (Sekolah) di SMK Harapan, Sesetan, sudah lulus. Baru lulus ini, belum dapat ijazah, tapi dia sudah meninggal, nggak menyangka," cerita Sintya.

Halaman 4 dari 5
(yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads