Depok -
Cerita soal babi ngepet yang menghebohkan wraga Bedahan, Sawangan, Depok adalah sebuah rekayasa. Pelaku, Adam Ibrahim kini harus berurusan dengan polisi setelah membuat berita bohong (hoax) soal babi ngepet.
Adam Ibrahim terperangkap dalam jebakan kebohongannya sendiri. Bapak dua anak ini menutupi kebohongannya dengan kebohongan lainnya agar mendapat pengakuan dari warga.
Kapolsek Sawangan AKP Rio Tobing mengatakan kehebohan soal 'babi ngepet' ini bermula ketika Adam Ibrahim menerima keluhan sejumlah warga yang kehilangan uang. Warga tersebut meminta solusi kepada Adam Ibrahim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Adam Ibrahim ini terjebak dalam kebohongannya sendiri. Ada satu istilah, suatu kebohongan akan menimbulkan kebohongan yang lain. Apabila dia melakukan suatu kebohongan dia akan menutupinya dengan kebohongan-kebohongan lain supaya menganggap bahwa ini seolah-olah benar, maka timbullah cerita itu," kata Rio Tobing dalam wawancara eksklusif dengan Tim Blak-blakan detikcom di Polresta Depok, Jumat (30/4/2021).
Jauh sebelum ini, Adam Ibrahim juga pernah mengklaim mencoba menangkap 'babi ngepet'. Namun, saat itu Adam Ibrahim mengaku kepada warga jika 'babi ngepet' itu tidak berhasil dia tangkap.
"Berdasar pemeriksaan saksi-saksi, Adam Ibrahim sebelumnya sudah pernah mencoba melakukan penangkapan babi ngepet ini, menurut cerita saksi, namun tidak tertangkap, babi tersebut hilang dan yang tertangkap hanya berupa bulu babi. Itu sekitar sebulan lebih sebelum puasa, Maret lah," jelasnya.
Rekayasa Babi Ngepet
Karena ingin membuktikan soal 'babi ngepet' ini, Adam Ibrahim kemudian membeli seekor babi hutan. Babi hutan itu dia beli dari seorang pemburu di Cipanas, Bogor.
"Dia mencari (babi hutan) di online, kemudian komunikasi (dengan penjual). Ada saksi menyatakan dia disuruh Adam untuk ambil babi tersebut di Cipanas, Bogor, Puncak Rp 900 ribu," katanya.
Nah untuk membeli babi hutan ini, yang mengeluarkan uang ternyata warga yang mengeluhkan soal kehilangan uang. Adam Ibrahim meminta warga itu sejumlah uang bukan untuk beli babi, melainkan untuk biaya untuk 'menangkap babi ngepet'.
"Karena terus didesak, 'ini bisa ditangkap caranya begini...begini tapi butuh biaya' kurang lebih Rp 1,4 juta. Ya udah kita patungan saja, saya 700', sisanya 700 masyarakat itu. Saksi ini merasa udah kehilangan uang, makanya 'ya udah lah sekalian saya pengen tahu (babi ngepetnya) ketangkap atau nggak," tuturnya.
Halaman selanjutnya, Adam Ibrahim menyesal
Adam Ibrahim Menyesal
Rekayasa babi ngepet yang kemudian viral itu menjadi pelajaran berharga bagi Adam Ibrahim. Dia tidak menyangka niat baiknya meredam keresahan warga yang kehilangan uang justru menjadi malapetaka baginya.
"Pelajaran buat saya. Nasi sudah menjadi bubur, ternyata apa yang diniatkan untuk baik ternyata di mata Allah tidak baik," kata Adam Ibrahim, Jumat (30/4/2021).
Adam Ibrahim tidak punya motif lain dari cerita karangan rekayasanya soal babi ngepet, hanya karena ingin mendapat pengakuan dari warga. Setelah mengetahui ceritanya itu jadi viral dan banyak wartawan berdatangan ke lokasi, Adam Ibrahim awalnya merasa senang karena 'sukses' menjalankan rencananya.
"Motif lain nggak ada. Ketika begitu banyak wartawan datang, memang saya tidak banyak wawancara, malah yang lain yang diwawancara, jadi nggak ada kepikiran 'oh saya tenar'. Tapi kalau sudah seperti ini ya, kita juga manusiawi kita lihat di TV ada--sebelum ditangkap ini--ya alhamdulillah saya senang juga (akhirnya) dikenal," jelasnya.
Sehari-hari Adam Ibrahim membuat kandang burung, juga mengajar ngaji. Semula Adam Ibrahim merasa yakin dengan cerita rekayasa babi ngepet ini orang-orang akan menganggapnya memiliki kemampuan lebih, sehingga akan ada banyak yang mengundangnya untuk pengajian.
"Iya, dengan kejadian itu, jadi timbul ada keinginan seperti itu, setelah saya lihat di TV, di YouTube, ada (keinginan menjadi terkenal) seperti itu awalnya," tuturnya.
Julukan Ustaz
Adam Ibrahim adalah lulusan STM. Dia mengaku belajar mengaji di Yayasan Tsaqofah Islamiyah, Manggarai, Jakarta Selatan. Selama dua tahun dia belajar di yayasan yang didirikan oleh Al-habib Abdurrahman Assegaf yang akrab disapa dengan Sayyidil Walid itu.
Karena kerap memberi pengajian itulah dirinya kemudian disapa ustaz oleh warga.
"Jadi orang mengatakan saya 'ustaz', tapi saya tidak pernah mengatakan bahwa saya ini ustaz, tapi karena warga yang memanggil saya. Dipanggil nama pun saya senang, dipanggil Bapak, Mas juga senang," katanya.
Sehari-hari, Adam bekerja sebagai perajin kandang burung dan kandang ternak lainnya. Ia mengaku, dari penghasilannya menjual kandang itu dirinya kerap bersedekah.
"Setiap seminggu sekali berikan beras ke jamaah dari hasil kandang burung. Kadang (memberi) beras, sembako, uang," ujar pria yang sudah memiliki dua anak ini.
Adam Ibrahim mengaku bahwa cerita soal babi ngepet itu bohong belaka. Dia merekayasa soal babi ngepet, tadinya ingin menghentikan fitnah dan kecurigaan beberapa warga yang resah karena kehilangan sejumlah uang.
"Sebab-sebabnya, pertama awalnya ada tetangga banyak yang kehilangan uang meminta solusi kepada saya. Saya sebenernya nggak bisa menanggulangi seperti ini," katanya.
Saat ini Adam Ibrahim ditahan di Polresta Depok. Dia dijerat Pasal 14 ayat (1) atau (2) UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
Simak Video "Motif Dalang Hoax Babi Ngepet di Depok: Ingin Terkenal dan Dianggap!"
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini