Serangan Zakiah Aini ke Mabes Polri dan Isi Wasiat yang Bikin Gempar

Terpopuler Sepekan

Serangan Zakiah Aini ke Mabes Polri dan Isi Wasiat yang Bikin Gempar

Tim Detikcom - detikNews
Minggu, 04 Apr 2021 10:25 WIB
Penyerang Mabes Polri tewas ditembak (Foto: Istimewa)
Penyerang Mabes Polri tewas ditembak. (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Mabes Polri diserang oleh seorang perempuan berpistol, Zakiah Aini (25), pada Rabu (31/3/2021) sore. Polisi langsung melumpuhkan Zakiah yang mencoba melakukan aksi teror.

Penyerangan ini terjadi beberapa hari setelah kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Penyerangan terhadap Mabes Polri itu terjadi pada Rabu (31/3), pukul 16.30 WIB.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut awalnya Zakiah Aini masuk dari pintu belakang Mabes Polri dan sempat berbincang-bincang terlebih dahulu dengan petugas serta menanyakan lokasi kantor pos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Zakiah Aini meninggalkan pos penjaga dan pergi ke arah pos siaga di dekat gerbang utama. Di sanalah terjadi baku tembak antara Zakiah Aini dan petugas hingga akhirnya dia tewas.

"Kemudian terhadap tindakan tersebut dilakukan tindakan tegas terukur kepada yang bersangkutan. Kemudian dari hasil olah TKP ditemukan identitas yang bersangkutan bernama ZA umur 25 tahun, alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum mengeluarkan pistol, Zakiah sempat membawa map kuning yang di dalamnya berisikan amplop dengan kata-kata tertentu. Polri mengungkap tersangka penyerangan, Zakiah Aini, merupakan pelaku lone wolf yang berideologi radikal ISIS.

Sebelum melakukan serangan, Zakiah sempat mengunggah foto terkait ISIS di media sosial. Polisi mengungkap Zakiah merupakan mantan mahasiswa di salah satu kampus dan drop out pada saat semester V.

Selain itu, polisi menemukan surat wasiat dan ada kata-kata di WA group keluarga bahwa Zakiah akan pamit. Polisi juga akan mendalami kemungkinan adanya kelompok jaringan terkait dengan tersangka Zakiah.

Sebelum melakukan aksinya, Zakiah sempat pamit dulu ke orang tuanya sebelum meninggalkan rumah pada hari penyerangan di Mabes Polri, Rabu (31/3) kemarin. Tidak ada yang tahu, ternyata Zakiah melancarkan serangan ke Mabes Polri pada sore harinya.

"Jam 08.30 WIB keluar (rumah) katanya, 'Mah, saya mau keluar sebentar.' Tapi sampai seharian sampai magrib, sampai meninggal itu nggak ada kabar," ujar Ketua RT Kasdi saat ditemui di rumahnya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4) kemarin.

Lihat Video: Pasca-bom Makassar, 32 Terduga Teroris Ditangkap di Sejumlah Wilayah

[Gambas:Video 20detik]




Bagaimana Zakiah Bisa Masuk Mabes Polri?

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menjelaskan Zakiah bisa masuk ke Mabes Polri karena dia dianggap petugas jaga sebagai masyarakat biasa yang membutuhkan layanan polisi. Tak ada yang tahu Zakiah bakal nekat menyerang. Dia masuk lewat pintu belakang.

"Yang bersangkutan masuk di pintu belakang dan seperti biasa seakan-akan masuk seperti masyarakat yang memiliki kebutuhan pelayanan Polri. Masuk dan tiba-tiba melakukan aksinya di pos pengamanan bagian depan," kata Rusdi di Mabes Polri, Kamis (1/4) kemarin.

Entah bagaimana cara Zakiah menyimpan senjatanya sehingga tidak ketahuan oleh petugas jaga. Dugaan polisi, Zakiah menyimpan senjata di bagian tubuhnya.

"Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah di pinggang atau di mananya. Itu kenyataan memang lolos dari penjagaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," tutur Rusdi. Petugas jaga kemudian diperiksa.

Pada saat melakukan aksinya, Zakiah menodongkan pistol ke personel pos jaga menggunakan air gun. Dia menggenggam pistol air gun BB bullet cal (kaliber peluru) 4,5 mm. Pelor air gun sempat dilepaskannya enam kali ke arah polisi di pos jaga gerbang depan Mabes Polri.

"Senjatanya jenis air gun," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada detikcom, Kamis (1/4).

Air gun menggunakan mekanisme tekanan CO2 untuk melepaskan peluru. Material peluru air gun adalah gotri seberat 1-1,5 gram. Muntahan peluru dari benda berbahaya ini cukup kuat, bisa menembus kaca atau tripleks, bisa pula membunuh manusia.

"Jarak 3 meter ditembak air gun ke arah dada orang bisa tewas. Selain pelurunya dari gotri, daya tekanan air gun cukup kuat melontarkan peluru," kata Ketua Umum Persatuan Olahraga Airsoft Seluruh Indonesia (Porgasi), Setyo Wasisto, Rabu (29/7) silam.

Meski Zakiah sempat melepaskan enam tembakan dari air gun yang digenggamnya, tembakannya tidak mengenai polisi.

"Alhamdulillah tidak ada petugas yang terluka dengan aksi ZA kemarin," ujar Brigjen Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (1/4) kemarin.

Sebagaimana diketahui, Zakiah ditembak mati polisi. Sebenarnya, polisi tidak berniat menembak mati Zakia di jantungnya.

"Awalnya ingin melumpuhkan," kata Brigjen Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/4).


Jenazah Zakiah Langsung Dimakamkan

Pada Kamis (1/4) dini hari, Jenazah Zakiah Aini, sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Jenazah Zakiah sebelumnya diserahkan pihak RS Polri kepada keluarga.

Lokasi pemakaman Zakiah Aini berada di salah satu unit Islam TPU Pondok Ranggon.

"Kami lakukan pemakaman (Zakiah Aini) pukul 01.00 WIB," kata Kepala TPU Pondok Ranggon Marton Sinaga di kantornya, Kamis (1/4).


Zakiah Mahasiswi Drop Out Semester V

Ternyata, perempuan kelahiran 1995 ini drop out (DO) dari kampusnya, Universitas Gunadarma. Dia DO sejak semester V.

"Saudari berinisial ZA memang benar pernah kuliah di Gunadarma," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma Prof Irwan Bastian dalam jumpa pers di kampus Gunadarma Depok, seperti dilihat detikcom melalui siaran di YouTube, Kamis (1/4).

Semasa kuliah, dia menjadi mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan 2013. Dia hanya aktif di tiga semester pertama. Indeks prestasi kumulatif (IPK) dia mencapai 3,2 dan 3,1. Setelah semester V, dia tidak aktif kuliah. Otomatis, Zakiah kena DO.

Selain itu, Zakiah sering mengganti nomor ponsel disampaikan oleh ketua RT lingkungan rumah Zakiah, Kasdi. Dia juga sulit dihubungi kakak-kakaknya.

"Kalau Zakiah ngontak saudaranya bisa. Nomornya gonta-ganti. Almarhumah ini nomor HP-nya gonta-ganti. Dilacak nggak ketemu, kata kakaknya gitu," kata Kasdi di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4) kemarin.


Surat Wasiat Zakiah Aini Ungkap Ada Nama Ahok

Penyerang Mabes Polri, Zakiah Aini (25), meninggalkan surat wasiat untuk keluarganya. Dalam surat wasiat itu, Zakiah Aini menyebut-nyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Surat itu diawali dengan permintaan maaf Zakiah kepada orang tuanya. Dia menyatakan menyayangi orang tuanya.

"Mama, sekali lagi Zakiah minta maaf. Zakiah sayang banget sama Mama. Tapi Allah lebih menyayangi hamba-Nya. Makanya Zakiah tempuh jalan ini sebagaimana jalan Nabi/Rasul Allah untuk selamatkan Zakiah dan dengan izin Allah bisa memberi syafaat untuk Mama dan keluarga di akhirat," demikian tulisan Zakiah pada dua lembar surat wasiat yang dilihat detikcom, Kamis (1/4/2021).

Selain itu, Zakiah meminta keluarganya berhenti berhubungan dengan bank. Menurutnya, bank itu riba dan tidak diridai Allah.

"Pesan Zakiah untuk Mama dan keluarga, berhenti berhubungan dengan bank (kartu kredit) karena itu riba dan tidak diberkahi Allah. Pesan berikutnya agar Mama berhenti bekerja menjadi Dawis yang membantu kepentingan pemerintah thogut," katanya.

Zakiah Aini juga meminta keluarganya untuk tidak ikut dalam pemilu.

Dia kemudian menyebut-nyebut nama Ahok. Dia meminta agar keluarganya tidak menjadi pendukung Ahok.

"Pesan berikutnya untuk kakak agar rumah Cibubur jaga Dede dan Mama, ibadah kepada Allah, dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran Islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak. Allah yang akan menjamin rezeki kak. Maaf ya kak, Zakiah tidak bisa membalas semua pemberian kakak," tulisnya.

Zakiah sendiri menyerang Mabes Polri pada Rabu (31/3) petang. Dia melepaskan enam kali tembakan. Setelah itu, Zakiah ditembak mati.

Merespons namanya masuk disinggung dalam surat wasiat penyerang Mabes Polri Zakiah Aini (25) untuk keluarganya, Ahok mengaku memaafkan Zakiah Aini.

"Saya diajari untuk selalu memaafkan dan semoga keluarganya dikuatkan dan dihibur oleh Tuhan YME," kata Ahok saat dihubungi detikcom, Kamis (1/4).

Dalam surat wasiat tersebut, Zakiah Aini meminta keluarganya tidak membanggakan Ahok, yang dia sebut sebagai kafir. Ahok pun mengaku bingung terkait hal tersebut.

"Saya juga bingung kenapa dianggap kafir," ujar Ahok.


Tetangga Tak Kucilkan Keluarga Zakiah Aini

Ada kisah tentang hubungan tetangga dengan keluarga Zakiah Aini, penyerang Mabes Polri dengan air gun. Alih-alih menjauhi, tetangga justru merangkul keluarga Zakiah Aini.

Beberapa tetangga yang tinggal dekat dengan rumah keluarga Zakiah Aini, tersangka penembakan di Mabes Polri, Jakarta, memastikan akan berusaha menguatkan pihak famili terlepas dari insiden teror yang terjadi. Tetangga kasihan pada keluarga Zakiah Aini.

Menurut beberapa tetangga yang ditemui di dekat rumah korban di daerah Ciracas, Jakarta Timur, pada Rabu malam dan Kamis dini hari, insiden di Mabes Polri justru jadi alasan mereka harus merangkul keluarga ZA. Mereka punya hubungan baik yang telah terjalin lama dengan orang tua serta kakak-kakak pelaku.

"Saya tuh kalau dia (orang tua ZA) ada di sini, saya mau bertemu. Sedihlah. Saya (ingin) kasih semangat," kata Tiuria Gultom, salah satu tetangga yang rumahnya berjarak kurang dari 100 meter dari rumah keluarga ZA, Rabu (31/3) malam seperti dilansir Antara, Kamis (1/4/2021).

Walaupun demikian, Tiuria tidak menyangkal ada beberapa warga yang mengutarakan ketakutannya setelah insiden serangan Zakiah Aini ke Mabes Polri. Namun dia berusaha membujuk warga agar tidak terjebak rasa takut.

"Aku bilang (ke beberapa tetangga) besok kita ke sini ya. Saya bilang (ke) warga saya, nggak boleh takut. Nggak boleh begitu, kita saling menguatkan, tadi saya bilang warga saya," kata Tiuria.

Tiuria merupakan salah satu ketua RT di RW 10, tetapi ia tidak menaungi daerah RT tempat keluarga ZA tinggal. Walaupun demikian, ia mengaku punya hubungan baik dengan keluarga Zakiah Aini, termasuk orang tuanya dan kakak-kakaknya, mengingat ia sendiri telah tinggal di daerah itu lebih dari 30 tahun.

Sementara itu, tetangga lainnya yang ditemui di dekat rumah keluarga ZA, pasangan suami-istri berinisial R dan S, mengatakan kejadian di Mabes tidak mengubah hubungan baik yang telah terjalin lama antara mereka dan orang tua ZA serta kakak-kakak ZA.

"Setelah ini ya tidak ada masalah. Selama ini ya (kami) nggak ada masalah apa-apa. Ya namanya kita ini ya bertetangga, yang sudah-sudah ya sudah. (Mereka) seperti keluarga-saudara sendiri," kata S saat ditemui di warungnya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah keluarga ZA, Kamis dini hari.

R menambahkan, masyarakat di daerahnya itu punya hubungan baik antarwarga sehingga ia optimistis ikatan kekeluargaan yang terjalin dengan baik selama puluhan tahun tidak akan berubah setelah ada insiden di Mabes Polri. "Di sini, insyaallah, nggak ada dikucilkan, karena orang tuanya orang baik," kata R.


Penjual Airgun ke Zakiah Ditangkap Polisi

Polisi terus mengembangkan penyelidikan terkait penyerangan Mabes Polri yang dilakukan Zakiah Aini. Salah satunya dengan menyelidiki asal air gun yang digunakan Zakiah dalam melakukan serangan di Mabes Polri.

Polisi telah menangkap penjual air gun ke Zakiah. Penjual yang diketahui bernama Muchsin Kamal alias Imam Muda ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan Muchsin ditangkap di Banda Aceh. Muchsin ditangkap pada Kamis (1/4) lalu.

"Pada hari Kamis (1/4), Tim Densus 88 AT menangkap Muchsin Kamal alias Imam Muda di Syiah Kuala, Banda Aceh-NAD," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melalui pesan singkat, Sabtu (3/4).

Dalam pemeriksaan polisi, Muchsin diketahui menjual airgun kepada Zakiah Aini. Penjualan itu dilakukan secara online.

"ZA membeli air gun kepada Muchsin Kamal secara daring," katanya.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut Zakiah dan Muchsin Kamal tidak mengenal satu sama lain. Muchsin menjual airgun kepada Zakiah Aini secara online.

"(ZA dan MK) tidak saling kenal," ucap Ramadhan saat dihubungi, Sabtu (3/4).


Zakiah Aini Punya KTA Shooting Club yang Telah Dibubarkan

Beredar sebuah foto yang menampilkan kartu anggota shooting club penyerang Mabes Polri, Zakiah Aini (25) di media sosial. Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (Perbakin) memberikan klarifikasi.

Pada foto tersebut, tampak tertulis 'Perbakin' pada bagian atas kartu. Kemudian terlihat foto serta identitas Zakiah Aini.

Sekjen Perbakin Firtian Yudit Swandarta angkat bicara mengenai kartu tersebut. Ia memastikan Zakiah Aini bukan anggota Perbakin.

"Nggak ada nama itu, dia bukan anggota Perbakin," ujar Sekjen Perbakin Firtian Yudit Swandarta saat dihubungi detikcom, Rabu (31/3/2021).

Pria yang akrab disapa Yudi ini mengatakan Zakiah Aini hanya memiliki kartu anggota Basis Shooting Club. Tetapi bukan berarti Zakiah Aini adalah anggota Perbakin.

"Dia hanya punya kartu aja, itu kartu klub, dia Basis Shooting Club kan. Kalau KTA Perbakin itu tulisannya nggak ada 'Shooting Club', langsung 'PB Perbakin'," jelasnya.

"Di baliknya itu harus ada tanda tangan saya, ini nggak ada, di situ 'Adit' siapa itu yang tanda tangan," sambungnya.

Sementara itu, Dewan Pembina Perbakin Bambang Soesatyo juga menegaskan bahwa Zakiah Aini bukan anggota Perbakin. Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, mengatakan Zakiah Aini adalah anggota klub menembak airsoft gun.

"Setelah saya cek di database Perbakin yang bersangkutan tidak terdaftar. Dia bukan anggota Perbakin. KTA-nya keanggotaan klub nembak airsoft gun," ujar Bamsoet.

Bamsoet meminta berbagai marketplace memblokir akun yang menjual jasa pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) Perbakin. Bamsoet juga meminta polisi turun tangan.

"Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karena penyalahgunaan KTA palsu tersebut. Apalagi si penjual sampai mematok harga tinggi, antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Tidak semudah itu mendapatkan KTA Perbakin. Setiap KTA Perbakin dikeluarkan sendiri oleh lembaga Perbakin, bukan diperjualbelikan melalui marketplace," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis, Kamis (1/4/21).

Bamsoet lantas menyebut ada tiga tipe KTA Perbakin, yakni KTA Tembak Sasaran (TS) diperuntukkan buat anggota penembak sasaran dengan jenis senapan angin serta atlet penembak senapan angin. Kemudian KTA Berburu (B), dikhususkan untuk anggota yang mahir menggunakan senjata api laras panjang dalam kegiatan berburu.

Lalu KTA Tembak Reaksi (TR), untuk anggota yang mahir kegiatan tembak reaksi menggunakan senjata api laras pendek maupun panjang.

"Ada perbedaan antara KTA Club Menembak dengan KTA Perbakin. Seseorang yang memiliki KTA Club tidak otomatis menjadikan dirinya sebagai anggota Perbakin. Ada proses panjang yang masih harus dilalui jika ingin mendapatkan KTA Perbakin," ujar Bamsoet.

Halaman 2 dari 6
(yld/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads