Kepala BNPT: Bulan Madu dengan Cara Bom Bunuh Diri Jauh dari Nilai Agama

Kepala BNPT: Bulan Madu dengan Cara Bom Bunuh Diri Jauh dari Nilai Agama

Solihin - detikNews
Rabu, 31 Mar 2021 08:10 WIB
Bogor -

Aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dilakukan oleh L dan YSF, yang merupakan pasangan pengantin yang baru 7 bulan menikah. Oleh para pelaku, aksi bom bunuh diri disebut sebagai bulan madu.

"Ya tentu bulan madu seperti yang mereka lakukan dengan cara aksi bom bunuh diri itu adalah sesuatu yang dapat dikatakan ada di luar akal sehat, jauh dari nilai-nilai agama," kata Kelapa BNPT Komjen Boy Rafli Amar di lokasi silaturahmi eks napiter dan penyintas kasus terorisme di Bogor, Selasa (30/3/2021) malam.

"Oleh karena itu, bulan madu yang sesuai akal sehat tentunya mensyukuri telah menjadi pasangan hidup, selalu berdoa dan berdoa agar menjadi pasangan sakinah, mawaddah, warahmah bukan sebaliknya, melakukan tindakan sebagaimana yang dilakukan L dan D itu. Itu adalah contoh yang tidak baik," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komjen Boy Rafli mengatakan pelaku bom bunuh di depan gereja Katedral Makassar merupakan anggota baru Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang direkrut oleh senior-seniornya yang beberapa di antaranya sudah ditangkap.

"Jaringan mereka dari jaringan Jamaah Anshorut Daulah, tapi orangnya adalah orang-orang baru. Artinya proses rekrutan dari para seniornya yang terdahulu, yang belakangan sudah kita tangkap ya," sebut Boy Rafli.

ADVERTISEMENT

Kedua pelaku, kata Boy Rafli, masuk kalangan milenial yang memang rentan terpapar radikalisme. Dia menyebut kalangan milenial paling efektif dengan aksi tersebut.

"Mengapa mereka menjaring milenial? Karena jaringan milenial itu yang mereka rasa paling efektif untuk aksi-aksi seperti ini (melakukan bom bunuh diri), tetapi kalau tua sudah beda tentunya, sudah mikir, tetapi kalau muda pasti dia langsung telan itu doktrin-doktrin menyesatkan dan langsung dipercaya," tambahnya.

Ke depan, lanjut Boy Rafli, BNPT akan terus melakukan upaya maksimal agar tidak ada lagi aksi-aksi kekerasan seperti yang dilakukan pasangan suami istri itu. Dia mengatakan tak sepantasnya rakyat Indonesia terjebak dalam tindakan kekerasan.

"Tentunya kita berharap ke depan kita tetap akan lakukan upaya-upaya maksimal agar tidak ada lagi pasangan pengantin seperti Lukman dan Dewi terjadi lagi di masa yang akan datang, cukuplah itu yang terakhir, karena itu tidak layak, tidak sepantasnya kita sebagai bangsa Indonesia terjebak dalam tindakan kekerasan sebagaimana yang dilakukan suami istri itu," tutupnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads