Kedua pelaku, kata Boy Rafli, masuk kalangan milenial yang memang rentan terpapar radikalisme. Dia menyebut kalangan milenial paling efektif dengan aksi tersebut.
"Mengapa mereka menjaring milenial? Karena jaringan milenial itu yang mereka rasa paling efektif untuk aksi-aksi seperti ini (melakukan bom bunuh diri), tetapi kalau tua sudah beda tentunya, sudah mikir, tetapi kalau muda pasti dia langsung telan itu doktrin-doktrin menyesatkan dan langsung dipercaya," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, lanjut Boy Rafli, BNPT akan terus melakukan upaya maksimal agar tidak ada lagi aksi-aksi kekerasan seperti yang dilakukan pasangan suami istri itu. Dia mengatakan tak sepantasnya rakyat Indonesia terjebak dalam tindakan kekerasan.
"Tentunya kita berharap ke depan kita tetap akan lakukan upaya-upaya maksimal agar tidak ada lagi pasangan pengantin seperti Lukman dan Dewi terjadi lagi di masa yang akan datang, cukuplah itu yang terakhir, karena itu tidak layak, tidak sepantasnya kita sebagai bangsa Indonesia terjebak dalam tindakan kekerasan sebagaimana yang dilakukan suami istri itu," tutupnya.
(lir/lir)