Sebelumnya, Pemprov DKI masih mengkaji penerapan sekolah tatap muka di masa PPKM Mikro. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan perlu proses panjang untuk memutuskan sekolah tatap muka dibuka lagi.
"Kalau sekolah juga dalam proses pengkajian. Kita akan lihat ya. Ya sekolah juga menjadi perhatian kita bersama, apakah nanti di tahun ajaran baru akan dibuka secara bertahap atau belum, masih kita proses, ini perlu waktu, masih lama," kata Riza, di Pondok Pesantren Modern YPKP, Jalan Raya Pondok Karya Pembangunan RT 001 RW 008, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (15/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riza menambahkan tidak semua sektor bisa langsung dibuka di masa PPKM Mikro, termasuk sekolah tatap muka. Dia mengatakan Pemprov DKI berhati-hati dalam membuka sekolah tatap muka.
Isu pembukaan sekolah tatap muka kembali mencuat setekah PAN DKI Jakarta mengkritisi wacana pembukaan tempat karaoke di tengah pandemi COVID-19. PAN DKI kecewa Pemprov DKI akan membuka tempat karaoke, namun belum ada wacana pembukaan sekolah.
"Memprioritaskan sekolah untuk dibuka adalah bentuk kasih sayang dari pemerintah, sehingga sedih rasanya ketika Pemprov ingin membuka ruang hiburan namun tidak untuk pendidikan," kata penasihat Fraksi PAN DKI Jakarta Zita Anjani kepada wartawan, Sabtu (13/3).
"Saat anak-anak dibatasi ke sekolah, yang dewasa diberi kebebasan ke tempat karaoke. Di mana sebetulnya posisi pendidikan dalam prioritas Pemprov DKI?" sambungnya.
Zita kecewa terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada pendidikan. Menurutnya, pendidikan anak bukan hanya kurikulum, namun lingkungan belajar juga menjadi aspek penting dalam pendidikan.
"Saya sedih melihat kondisi pendidikan kita hari ini. Kebijakan pusat hingga daerah tidak ada yang berpihak pada pendidikan. Pendidikan anak bukan hanya soal kurikulum, tambah-kurang ataupun kali-bagi. Melainkan dunianya bermain, belajar, serta mengenali peran dan statusnya," ujarnya.
(lir/lir)