Pangdam Jaya: Tim COVID Hunter Diperlukan, Masyarakat Sudah Mulai Lengah

Pangdam Jaya: Tim COVID Hunter Diperlukan, Masyarakat Sudah Mulai Lengah

Taufieq Renaldi Arfiansyah - detikNews
Jumat, 04 Des 2020 23:37 WIB
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (Taufieq Renaldi/detikcom)
Jakarta -

Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjelaskan soal tim pemburu atau tim hunter COVID-19 yang baru saja dibentuk. Dia mengatakan tim ini diperlukan karena masyarakat sudah mulai lengah akan protokol kesehatan.

"Tim pemburu ini karena kadang sudah sangat perlu sekali. Masyarakat sudah mulai mengabaikan ya, sudah mulai lengah oleh karenanya dengan peningkatan COVID-19 ini yang semakin meningkat di sini, makanya harus segera kita lakukan, jangan sampai ada korban-korban yang berjatuhan," jelas Dudung di Wisma Atlet, Jumat (4/12/2020).

Dia menuturkan tim pemburu yang dibentuk oleh Polda Metro Jaya, Kodam, Pemda, dan dari Kejaksaan ini akan turun langsung bila terjadi pelanggaran protokol kesehatan sehingga, lanjut dia, apabila ada kerumunan bisa langsung diantisipasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil informasi-informasi dari satuan intelijen maupun dan kesatuan teritorial maupun dari polres, apabila ada pelanggaran-pelanggaran kesehatan, maka tim ini langsung akan menuju sasaran, menuju sasaran kemudian akan diperiksa dan langsung diadakan tes swab langsung di situ," jelas dia.

"Jadi tidak menunggu lagi di kerumunan itu, nanti langsung diambil kemudian akan langsung tes swab, sehingga langsung juga di situ langsung ada tindakan-tindakan hukum terhadap siapa penyelenggara, siapa yang mengadakan dan sebagainya sehingga tidak lagi proses yang terlalu lama," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Dudung menjelaskan, tim gabungan TNI-Polri sudah memberikan imbauan kepada masyarakat terkait Corona. Termasuk digelarnya operasi yustisi di sejumlah titik.

Maka itu, dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar betul-betul taat aturan. Dia menyesalkan jika ada yang bandel membuat kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

"Mereka (satgas-relawan) itu sudah capek ya meninggalkan keluarga dan sebagainya, jangan sampai ada orang yang masih bandel, masih bandel dan masih merasa dirinya bener gitu. Masih melakukan kerumunan sudah jelas ada perdanya, sudah diberi surat oleh perdanya, sudah diberi surat oleh wali kotanya masih bandel, merasa hukumnya paling benar sendiri. Akhirnya menjadi korban itu orang lain masyarakat," ujar Dudung.

"Kalau dia sakit sendiri, biarin saja. Tetapi berdampak kepada orang lain, dia nggak mikir kalau dia itu akan berdampak kepada orang lain. Ini yang kita sesalkan. Oleh karenanya, nanti satgas pemburu ini nanti kita akan tegas siapa yang melakukan kerumunan akan kita tegas tindak di tempat," tutur dia.

Satgas COVID ungkap tren penurunan kepatuhan pakai masker-jaga jarak.

Jubir Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, menyebut kepatuhan memakai masker dan jaga jarak semakin menurun sehingga terjadi lonjakan kasus COVID-19 pada akhir November.

"Pemantauan kedisiplinan protokol kesehatan yang dilakukan sejak tanggal 18 November sempat mengalami fluktuasi di sekitar minggu ke-4 bulan November. Kemudian sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait dengan kepatuhan individu dalam memakai masker serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan," ucap Wiku, Kamis (3/12/2020).

Kemudian, saat periode libur panjang, kepatuhan memakai masker hanya sebesar 59,32 persen. Sedangkan untuk jaga jarak sebesar 43,46 persen.

"Hal ini bertepatan dengan periode libur panjang tanggal 28 Oktober sampai dengan 1 November 2020, tren penurunan tersebut terus berlanjut sampai pemantauan pada tanggal 27 November 2020 di mana persentase kepatuhan untuk memakai masker ialah 59,32 persen sedangkan untuk menjaga jarak ialah 43,46 persen," ujarnya.

"Dapat kita simpulkan bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatan dan kepatuhan tersebut semakin menurun," sambungnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads