TGPF Ungkap Alasan Pendeta Yeremia Dikubur Minggu Meski Tabu

TGPF Ungkap Alasan Pendeta Yeremia Dikubur Minggu Meski Tabu

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 21 Okt 2020 15:32 WIB
Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Benny Josua Mamoto (Saiman/detikcom)
Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Benny Josua Mamoto saat di Mimika (Saiman/detikcom)
Jakarta -

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengungkap alasan jenazah Pendeta Yeremia Zanambani dimakamkan pada hari Minggu. TGPF mengatakan keputusan itu diambil pihak keluarga dan tokoh masyarakat karena terkait alasan keamanan.

Ketua TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto, mengatakan pihak keluarga dan warga setempat masih khawatir setelah terjadi penembakan terhadap Pendeta Yeremia. Pemakaman jenazah Pendeta Yeremia pun dilakukan pada Minggu meski tak lazim dilakukan.

"Jadi ada informasi yang beredar bahwa pemakaman dilakukan hari Minggu itu pantang. Tapi setelah kami bertemu pihak pendeta, tokoh masyarakat setempat dan keluarga bahwa itu kesepakatan keluarga dan pihak gereja," kata Benny saat jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (21/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertimbangannya karena alasan keamanan karena berturut-turut terjadi penembakan," tambahnya.

TGPF mengaku mewawancarai saksi-saksi lebih dari 40 orang dalam upaya mencari titik terang atas rentetan penembakan yang terjadi. Saksi-saksi tersebut berasal dari pihak keluarga, saksi di sekitar lokasi peristiwa, hingga aparat TNI-Polri.

ADVERTISEMENT

TGPF mengatakan lingkungan sekitar Pendeta Yeremia takut juga menjadi korban. Sehingga mereka segera memakamkan jenazah Pendeta Yeremia.

"Bahkan komentar mereka bahwa Pak Pendeta sudah tidak ada janganlah kemudian nanti kalau kita nggak buru-buru makamkan nanti kita buru-buru jadi korban. Jadi hal-hal itu sudah kami tampung semua dan sudah masuk di laporan," katanya.

Tonton video 'TGPF: Belum Ada Saksi yang Lihat Langsung Penembakan Pendeta Yeremia':

[Gambas:Video 20detik]



"Kemudian soal saksi mata tugas tim ini sangat terbatas waktunya sehingga kami maksimalkan olah TKP yang dua anggota (TNI) menjadi korban kemudian TKP Pendeta Yeremia kemudian juga kami datang ke makam almarhum ke kediaman almarhum," tambah dia.

TGPF mengatakan dapat meyakinkan keluarga agar jenazah Pendeta Yeremia diautopsi di rumah sakit (RS) independen. Pilihan autopsi dilakukan di RS independen berdasarkan permintaan keluarga dan telah dikirim surat ke RS tersebut.

"Bahwa perlu kami sampaikan juga, progres terkini, bahwa ketika kita berhasil meyakinkan keluarga mau tanda tangan BAP (berita acara pemeriksaan), mau memberikan izin untuk autopsi," kata Benny.

Diketahui, Pendeta Yeremia tertembak pada tanggal 19 September 2020. Ada rentetan peristiwa penembakan lain di Intan Jaya di sekitar waktu tersebut.

Menko Mahfud mengungkap terkait penembakan yang menyebabkan anggota TNI dan sipil menjadi korban. Dia mengatakan rentetan peristiwa tersebut ada keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

"Informasi dan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua aparat, yakni Serka Sahlan pada tanggal 17 September 2020 dan Pratu Dwi Akbar Utomo pada tanggal 19 September 2020. Demikian pula terbunuhnya seorang warga sipil atas nama Badawi pada tanggal 17 September 2020," ungkap Mahfud di lokasi yang sama.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads