Menurut Pasien COVID-19, Tempat Isolasi Wisma Atlet Nyaman Bak Hotel

Isolasi di Wisma Atlet

Menurut Pasien COVID-19, Tempat Isolasi Wisma Atlet Nyaman Bak Hotel

Danu Damarjati - detikNews
Minggu, 20 Sep 2020 14:33 WIB
Sempat ramai menjadi pembicaraan di sosial media, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet penuh. Hal itu terlihat dengan nyala lampu yang mneyinari hampir keseluruh ruangnya.
Kompleks Wisma Atlet, Kemayoran, kini jadi tempat isolasi pasien COVID-19 bergejala ringan dan tanpa gejala. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Wisma Atlet yang selama ini menjadi tempat isolasi pasien COVID-19 ternyata meninggalkan kesan yang baik dari penghuninya. Bahkan, kenyamanan di sini disebut-sebut seperti hotel tapi gratis.

"Bisa dibilang, ini mewah," kata Christman Datubara (31) saat berbincang via telepon dengan detikcom, Minggu (20/9/2020).

Chris adalah pasien tanpa gejala yang diisolasi di satu unit dalam Tower 5 lantai 9 flat isolasi mandiri Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebenarnya, ini adalah apartemen untuk atlet Asian Games 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chris termasuk pasien angkatan awal yang menghuni flat ini, dia adalah penghuni pertama unit ini. Ini adalah hari ke-6 dia, terhitung sejak pertama kali masuk ke Wisma Atlet pada 14 September pekan lalu. Kini dia menunggu tibanya hari ke-8, hari dia akan dites usap (swab) lagi, dia berharap hasilnya negatif COVID-19.

Pria yang berprofesi sebagai musisi ini rela menjalani isolasi di Wisma Atlet dan meninggalkan istri serta tiga anaknya yang masih kecil di rumah dalam kompleks di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di sini, dia bisa berkonsentrasi untuk menjaga kondisi badan disertai perhatian langsung dari perawat yang paham, serta meminimalisasi risiko penularan kepada keluarga di rumah.

ADVERTISEMENT

"Di sini ada yang mengingatkan kapan makan, minum vitamin, berjemur, hingga cek kesehatan," kata Chris.

Satu unit di sini ditempati dua orang. Ukuran satu unit adalah 6x6 meter. Di dalam unit, ada ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi.

Room Tour Wisma Atlet yang jadi tempat isolasi pasien COVID-19 tanpa gejala. (Dok pribadi Christman Datubara)Dua ranjang ada di dalam satu kamar, namun Chris hanya menempati satu, ranjang satunya dibiarkan kosong. (Dok. Pribadi Christman Datubara)

Dua kamar di dalamnya masing-masing berukuran 4x3 meter dengan dua ranjang dan 3x3 meter dengan satu ranjang. Chris kebagian kamar dua ranjang, meskipun hanya satu ranjang saja yang dia pakai.

"Di sini nyaman dan terjamin, tiap kamar ada AC (penyejuk udara)," kata dia. Hanya saja, tidak ada pesawat televisi di sini.

Room Tour Wisma Atlet yang jadi tempat isolasi pasien COVID-19 tanpa gejala. (Dok pribadi Christman Datubara)Christman Datubara (Dok. Pribadi)

Pasien diberi fasilitas Wi-Fi. Koneksi internet di sini bukan sekadar ada, tapi Chris mengatakan WiFi di sini kencang sekali. Selain itu, lingkungan di flat ini cenderung bersih meskipun penghuninya harus membersihkan secara mandiri.

"Penghuni nyapu-nyapu juga," kata dia.

Pada dasarnya, seorang pasien yang masuk ke sini tinggal berkonsentrasi untuk menjaga kesehatannya saja. Soalnya, makanan tiga kali sehari plus makanan ringan plus susu menjelang siang selalu tersedia gratis. Bahkan kebutuhan dasar selain makan juga disediakan.

"Di sini waktu saya masuk sudah ada handuk, sabun, sikat gigi, odol, sampo. Seperti hotel saja," ujarnya.

Menu makanan di tempat isolasi COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran. (Dok pribadi Christman Datubara)Menu makanan di tempat isolasi COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran. (Dok. Pribadi Christman Datubara)

Untuk kegiatan di udara terbuka, tersedia lintasan joging (jogging track) di lantai 12 dan 16, atau di rooftop lantai 32. Tempat-tempat itu biasa digunakan untuk berjemur pagi hari, atau olahraga dan menikmati matahari terbenam di sore hari, juga menjadi tempat berinteraksi sosial antarpasien.

"Kayaknya nggak ada kendala di sini. Kita fokus istirahat sama jaga badan saja, selebihnya semua kebutuhan disiapkan. Pelayanan dari perawat juga baik. Kita nanya, mereka jawabnya enak tanpa judes," ujar Chris.

Kesan yang baik juga disampaikan oleh 'alumni' Tower 7 lantai 29 Rumah Sakit Darurat (RSD) Penanganan COVID-19 Wisma Atlet. Dia adalah Juno (36), yang diisolasi dari 17 April sampai 18 Mei lalu. Dia merasakan pelayanan yang baik dari perawat dan petugas selama isolasi dulu.

"Saya bilang, mereka sudah melakukan yang terbaik. Satu lantai yang bisa berisi sampai 50 orang itu disediakan 2 sampai 3 perawat, perawat itu sifnya 4 kali dalam 1 hari," kata Juno.

Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta Arya Sandhiyudha juga sempat menjalani isolasi di Wisma Atlet, tepatnya di Tower 7 lantai 17, dari 3 hingga 12 September. Dia juga punya kesan baik terhadap Wisma Atlet.

"Saya puas banget. Dari segi kerja, semua petugas taktis dan cepat, selalu on time, tertib, dan perhatian. Meskipun saya tahu, para petugas itu lelah banget. Kalau tidak ikhlas, wah bisa emosi," kata Arya.

Pengamat politik internasional, Arya Sandhiyudha. (Dok Pribadi)Arya Sandhiyudha. (Dok. Pribadi)

Segala informasi disampaikan lewat grup WA per lantai. Dari grup WA itu, dia mengetahui tiap-tiap pasien yang hendak pulang karena sudah negatif COVID-19 selalu menuliskan kalimat-kalimat bernada baik.

"Wisma Atlet sudah paling ideal. Pak Muhammad Arifin selaku Komandan Lapangan Rumah Sakit Wisma Atlet, hebat," kata Arya.

Halaman 2 dari 2
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads