Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melontarkan kata-kata 'we don't know what we don't know' soal Corona sebagai gambaran pandemi sulit dideteksi. Pernyataan Anies mengundang sorotan dari anggota DPRD DKI Jakarta.
Awalnya, Anies menginstruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi DKI menyempatkan diri membaca perkembangan pandemi virus Corona. Khususnya yang terkait dengan bidang masing-masing.
Hal itu disampaikan Anies dalam rapat pimpinan pada (7/8) membahas revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video rekaman rapat tersebut baru diunggah ke channel YouTube Pemprov DKI Jakarta pada 15 Agustus lalu.
"Bapak-Ibu sekalian, di hari-hari ke depan ini sebisa mungkin Bapak-Ibu menyempatkan membaca perkembangan terkait dengan pandemi yang relevan dengan bidang Bapak-Ibu. Di era modern ini, pandemi ini kejadiannya 100 tahunan," ujar Anies.
Menurut Anies, saat ini sedang berada di situasi serba ketidaktahuan dalam menghadapi COVID-19. Situasi tersebut seperti masuk ke wilayah yang belum ada petanya.
"Kita sekarang dalam situasi we don't know what we don't know, kita ini tidak tahu apa yang tidak kita ketahui. Jadi kalau perjalanan itu kita masuk ke kawasan yang belum ada petanya. Ini agak babat alas ini. Tapi tidak banyak yang sekarang itu mau mengungkapkan di publik, hampir semua mengatakan tahu apa yang harus dikerjakan, yang biasa mengatakan begitu analis-analis. Ini situasinya rumit, tidak sederhana," ungkap Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menegaskan masa pandemi virus Corona ini belum berakhir. "Kalau ada yang mengatakan COVID-19 ini selesai, tidak," katanya.
Lebih lanjut, Anies mengatakan, dengan membaca, akan muncul ide membuat program atau antisipasi kebijakan di masa pandemi.
Pernyataan Anies menuai beragam sorotan dari dewan. Ada yang menyebut Anies bingung mencari cara penyelesaian virus Corona. Ada juga yang menilai Anies perlu terobosan baru memerangi pandemi COVID-19.
Berikut Sorotan Anggota Dewan Nilai Urusan Corona Bikin Anies Kebingungan:
Golkar: Anies Kebingungan
Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta menganggap Gubernur Anies sedang kebingungan melihat situasi pandemi Corona. Golkar menilai berharap kebingungan itu hanya sementara saja.
"Wah gawat kalau Gubernur Anies Baswedan sudah kayak nyerah dan tidak tahu harus bagaimana. Saya berharap ini bentuk kebingungan sementara dan Pemda masih punya semangat untuk mencegah rakyat Jakarta terhindar dari Corona," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Basri menilai apa yang disampaikan Anies itu diduga lantaran bingung mengendalikan Corona di DKI Jakarta.
"Anies sudah bingung kayaknya, bingung harus berbuat apa lagi terkait Corona," ucapnya.
NasDem: Anies Perlu Metode Baru Hadapi Corona
Berbeda dengan Golkar, Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta menilai pernyataan Anies bukan bentuk kebingungan.
"Pernyataan itu sebetulnya bentuk nggak tahu nih sebarannya seperti apa, kan nggak terlihat sedangkan usaha Pemprov kan sudah masksimal ya dari mungkin istilahnya keluarkan PSBB, PSBB transisi, 3M itu," kata Wakil Ketua Fraksi DPRD DKI, Nova Harivan Paloh, ketika dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Namun, menurutnya, Anies membutuhkan metode baru untuk menangani virus Corona ini.
"Kalau saya bilang dia nggak bingung, artinya dia perlu metode baru lagi untuk ke depannya lagi gitu, karena berbagai macam cara sudah dicoba, artinya antisipasi sudah juga, tinggal istilahnya gimana saling bahu membahu dalam hal ini," ucapnya.
Dia juga mengungkap upaya Pemprov untuk mengendalikan Corona juga sudah dilakukan seperti PSBB, PSBB transisi, sosialisasi 3M hingga penerapan sanksi. Karena itulah pernyataan Anies menurutnya lebih kepada sulitnya mendeteksi virus Corona ini.
PKB: Anies Bingung Cari Cara Penanganan
Ketua Fraksi PKB-PPP DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas mengungkapkan sedang bingung mencari cara penyelesaian penanganan COVID-19.
"Cara penyelesaiannya Pak Anies mungkin bingung, penanganan Corona ini. Penyelesaiannya gimana? Ini Corona dihantam gini, sudah 4 kali lipat dari WHO dites, tapi kenyataannya di DKI nggak kurang-kurang kan," ujar Hasbi saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Menurutnya, Anies belum menemukan cara yang pas dalam urusan penanganan COVID-19. "Caranya, belum menemukan cara yang pas intinya," katanya.
Penanganan Corona di DKI, menurut Hasbi juga belum didukung oleh jajaran Anies.
Hasbi mengatakan, anak buah Anies juga hingga kini tidak mengetahui cara yang pas untuk menyelesaikan masalah COVID-19 di Jakarta.
Menurut Hasbi, jajaran Pemprov DKI harus lebih memperketat pengawasan di masyarakat. Menurutnya, yang terjadi selama ini hampir tidak ada perbedaan perilaku masyarakat pada masa sebelum PSBB transisi dan saat PSBB transisi.
PD: Anies Tidak Yakin dengan Skema Penangulangan Corona
Anggota Fraksi Partai Demokrat (PD) DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengatakan Anies bukannya bingung dalam menghadapi pandemi virus Corona. Namun, Anies sedang tidak yakin dengan skema penanggulangan COVID-19 yang selama ini sudah diterapkan.
"Bukan bingung ya, istilahnya adalah ketidakyakinan atas skema-skema yang sudah diterapkan selama ini dari beberapa faktor, ditetapkan misalnya PSBB transisi, syarat idealnya begini-begini. Kan begitu kan, outputnya kurang lebih sama seperti ini. Dengan catatan masyarakat tertib, masyarakat disiplin kalau tanpa itu tentunya juga akan tidak efektif," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
K0etua Komisi A DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya angka kasus positif Corona di Jakarta karena tidak ada dukungan dari masyarakat.
Menurutnya, dukungan masyarakat menjadi faktor penting dalam keberhasilan penanggulangan COVID-19.
PDIP: Anies Keliru
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengkritik pernyataan Anies yang menyebut situasi pandemi COVID-19 seperti masuk ke wilayah tanpa peta. Menurutnya, hal itu sebuah kekeliruan.
"Sangat keliru. Jangan seolah-olah kerja tanpa arah," ujar Gembong saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Gembong menerangkan selama ini WHO, Kementerian Kesehatan RI, hingga Gugus Tugas telah memberikan panduan seputar penanganan virus Corona. Oleh karena itu, Gembong tak sepakat situasi pandemi COVID-19 diibaratkan seperti masuk ke wilayah tanpa peta.
"Tapi kalau diibaratkan masuk dalam hutan belantara yang belum ada petanya, ya nggak juga, pedoman penanganan COVID-19 kan ada, WHO ada, Kemenkes ada, Gugus Tugas ada, apa yang nggak ada?" ucapnya.
Meski demikian, Gembong menyebut pernyataan Anies itu bertujuan memotivasi anak buahnya agar bekerja dengan maksimal dalam rangka penanganan COVID-19. Dia berharap, dengan Anies mengatakan hal demikian, jajarannya dapat membuat inovasi untuk penanganan virus Corona.