Pejuang Masa Kini di Sekitar Kita: Padamkan Api hingga Bersihkan Jalan

Pejuang Masa Kini di Sekitar Kita: Padamkan Api hingga Bersihkan Jalan

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 17 Agu 2020 14:26 WIB
Ribuan bendera Merah Putih dipasang di kawasan objek wisata Poetoek Suko, Trawas, Mojokerto. Pengibaran ribuan bendera itu dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-75
Gambar ilustrasi (Zabur Karuru/Antara Foto)
Jakarta -

Orang-orang ini memang tidak berperang angkat senjata melawan penjajah, tapi orang-orang ini juga pejuang. Mereka ada di sekitar kita dan berjasa untuk hidup warga.

Para pejuang masa kini dihadirkan lewat telekonferensi oleh detikcom di segmen 'Senyum untuk Kamu Spesial' dalam acara 'Semangat Satu Indonesia', Senin (17/8/2020), bertepatan dengan HUT ke-75 Kemerdekaan RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara deretan pejuang masa kini, ada petugas pemadam kebakaran (damkar) dari Suku Dinas Damkar DKI Jakarta Utara, yakni Noviandri Hermawan (Andri), Fikri Noval, dan Ronald P Pasaribu. Tanpa mereka, entah apa jadinya kota ini. Mereka adalah pejuang kebakaran. Sebenarnya tugas mereka bukan hanya memadamkan api kebakaran saja.

"Selain memadamkan api kebakaran, kami memiliki tugas penyelamatan kepada manusia dan hewan yang bersifat emergency. Bukan hanya kebakaran saja," kata Fikri.

ADVERTISEMENT

Di acara yang dipandu penyanyi Armand Maulana dan Dewi Gita ini, Ronal menjelaskan ada tantangan tersendiri dalam bekerja di masa pandemi COVID-19. Mereka harus senantiasa mengenakan alat pelindung diri (APD) yang berbeda. Namun ini harus dipatuhi, soalnya tempat tugas mereka tidak selalu terjamin aman dari COVID-19.

"Kami tidak menganalisa apakah itu terpapar COVID-19 atau tidak, maka kami memproteksi diri," kata Ronal.

Selain itu, damkar mendapat tugas tambahan di masa pandemi. Setiap hari, mereka harus menyemprot disinfektan di 46 titik di 8 kecamatan. "Tambah amal," kata Ronal.

Ilustrasi Pemadam KebakaranIlustrasi Pemadam Kebakaran (Edi Wahyono/detikcom)

Selain pejuang kebakaran, ada pula pejuang kebersihan. Mereka adalah personel tim Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias pasukan oranye. Tanpa mereka, barangkali Jakarta bakal lebih kumuh lagi.

Ada Wahyono, Rahmat, dan Agung, anggota pasukan oranye yang berbagi cerita. Di masa pandemi COVID-19, kadang mereka menghadapi risiko memungut sampah yang mengandung virus. Masker, salah satunya.

Petugas melakukan pengecetan pada pembatas jalan dan memotong rumput di Kanal Banjir Timur, Malaka Jaya, Jumat (19/6/2020). Hal ini guna memberikan kenyamanan pada warga yang berolahraga dikawasan tersebut.Petugas melakukan pengecatan pada pembatas jalan dan memotong rumput di Kanal Banjir Timur, Malaka Jaya, Jumat (19/6/2020). Hal ini guna memberikan kenyamanan pada warga yang berolahraga di kawasan tersebut. (Agung Pambudhy/detikcom)

"Kalau ada masker, kita pisahkan sampahnya lalu nanti dibakar, jadi tidak menular," kata Rahmat.

Penyanyi kenamaan, Rossa, secara khusus berterima kasih kepada tiga orang anggota pasukan oranye ini. Semuanya tertawa ketika mendengar cerita saat pasukan oranye menemukan sofa hingga kasur di gorong-gorong Jakarta.

Ada pula pejuang jalanan, yakni pengemudi ojek daring (driver ojek online). Ada Wahyudin dan Ilham yang mencurahkan isi hatinya (curhat) soal nasibnya di kala pandemi COVID-19. Bila sebelum pandemi, mereka bisa mendapat uang di atas Rp 100 ribu per hari, maka kini nominal itu susah didapat. Sehari bisa saja hanya mendapat satu atau dua orderan. Belum lagi, ada pengguna jasa mereka yang tidak mengenakkan hati.

"Kadang kita mengantarkan mereka, sudah bersikap sopan, eh nggak tahunya di komentar aplikasi bersikap lain, memberi bintang satu doang. Mereka nggak sadar, itu bisa membuat kita kena suspend," kata Wahyudin.

Aplikator ojek online Grab Bike hari ini, beroperasi kembali di Kota Bandung, Jawa Barat. Sebelum narik penumpang kembali, bertempat di Kantor Grab Bandung, Ruko Paskal, Kota Bandung, puluhan driver Grab Bike menjalani rapid test.Ilustrasi ojek online. (Wisma Putra/detikcom)

Selain mereka yang di dalam negeri, ada pula orang-orang yang menyumbang devisa untuk negara ini. Mereka adalah pejuang devisa, yakni tenaga kerja Indonesia (TKI). Ada TKI bernama Ade, Nasrikah, dan Binti Rosidah yang meluangkan waktu berbincang di momen 17 Agustus. Mereka berkomunikasi di detikcom dari Malaysia.

"Saya ke Malaysia setelah lulus SMA, saya di Malaysia sudah 21 tahun," kata Nasrikah.

Bukannya tidak mau bekerja di Indonesia, tapi mereka mengalami kesulitan untuk mendapat pekerjaan di Indonesia. Kini mereka harus menahan rindu pulang ke Tanah Air, soalnya pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Via siaran langsung (live streaming), Rossa kemudian mempersembahkan lagunya untuk para pejuang masa kini. Tembang yang sedang terkenal berjudul 'Hati yang Kau Sakiti' dia dendangkan langsung, suaranya mengalun indah persis seperti versi rekaman meski tanpa autotune.

Rayakan Kemerdekaan, tonton tayangan livestreaming Semangat Satu Indonesia di detik.com/semangatsatuindonesia.

Halaman 2 dari 2
(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads