Dedie mengatakan saat ini rata-rata tes Corona per minggu sekitar 300 tes. Pelacakan dilakukan berdasarkan kontak langsung dengan pasien positif Corona atau zona risiko tinggi.
"Untuk jumlahnya situasional, rata-rata dalam satu minggu bisa 200 sampai 300 swab tes selama masa pra AKB ini. Dalam pelacakan kasus dan wilayah yang berisiko tinggi penyebaran COVID-19 itu yang kita prioritaskan. Bukan perkantoran ini di tes, pertokoan ini dites, tidak. Kita berdasarkan satu bukti permulaan adanya potensi penyebaran COVID," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedie mengatakan sebagian besar kasus Corona di Bogor adalah kasus impor. Mayoritas kasus impor tersebut berasal dari Ibu Kota.
"Selama ini sebagian besar kasus yang di Bogor itu imported cases, orang yang ber-KTP Bogor tetapi beraktivitasnya di luar Kota Bogor, tapi kebanyakan adalah di DKI. Atau orang yang melakukan perjalanan dinas menggunakan multi moda transportasi ke beberapa daerah melalui bandara atau pesawat begitu juga pulangnya," kata dia.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta meminta wilayah penyangganya, yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek), juga gencar melakukan tes Corona. Hal itu sebagai upaya sinergi dalam pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Positivity rate mingguan mencapai 7,4 persen. Ini jadi warning kita semua. Yang jadi kendala kita sinergi Jakarta dengan Jabodetabek, karena nggak mungkin Jakarta bergerak sendiri," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam acara Webinar Manajamen The Importance of Healthcare Leadership in The New Normal, Kamis (6/8).
(lir/zap)