Memasuki PSBB transisi mulai 5 Juni-16 Juni 2020, kondisi udara di Jakarta bertambah buruk. Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta naik. Data AQI Air Visual menunjukkan, Jakarta kembali menduduki peringkat lima besar kota di dunia dengan tingkat polusi paling tinggi pada jam-jam tertentu.
Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta melampaui nilai ambang batas (NAB) atau baku mutu nasional sebesar 65 ugram/m3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapat dilihat bahwa konsentrasi PM 2.5 selama 2 pekan di bulan Juni telah mengalami lonjakan yang signifikan, bahkan melebihi baku mutu ambien nasional yaitu 65 ug/m3 per hari (selama empat hari di Jakarta Selatan). Sedangkan, jika mengacu pada baku mutu ambien WHO, terdapat 12 hari di Jakarta Pusat maupun Jakarta Selatan yang melebihi batas aman selama bulan Juni ini," kata Greenpeace.
Greenpeace menggunakan data yang diambil dari dua stasiun monitoring kualitas udara di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat milik Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
Bila dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, yakni bulan Maret hingga Juni 2019 dengan Maret hingga Juni 2020, maka kualitas udara Maret hingga Juni 2020 lebih rendah.
"Bahkan AQI selama bulan Maret hingga Juni tahun ini lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya dengan jumlah hari sehat nyaris tidak ada. Jika kita bandingkan, dua pekan masa PSBB transisi ini memiliki delapan hari tidak sehat di Jakarta Selatan, yang mana sudah dua kali lipat jumlah hari Tidak Sehat pada masa PSBB sebelumnya," tutur Greenpeace.