Kemenkes Jelaskan soal Penyebab Perbedaan Data Pasien Corona

Kemenkes Jelaskan soal Penyebab Perbedaan Data Pasien Corona

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 12:58 WIB
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Didik Budijanto
Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Didik Budijanto (Foto: Tangkapan layar YouTube BNPB)

Terakhir, Pusat Data dan Informasi Kemenkes akan menerima data dari PHEOC. Didik menegaskan pada tahapan ini, Kemenkes melakukan verifikasi dan validasi terakhir agar data yang disampaikan masyarakat benar adanya. Secara otomatis, data-data ini pun akan diterima oleh Gugus Tugas.

"Kemudian diverifikasi sampai masuk data warehouse di Pusat Data Informasi Kemenkes. Ini secara sistem sudah mengalir, di pusat data pun tidak sekadar diterima tetapi diverifikasi dan validasi terakhir supaya betul-betul clean ketika jubir untuk menyampaikan data-data dan update seluruhnya. Kita terintegrasi dengan Gugus Tugas, jadi langsung terkirim setiap 12 menit ditarik oleh Gugus Tugas. Jadi demikian alurnya," jelas Didik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didik pun memastikan bahwa data yang dibacakan oleh juru Bicara Pemerintah terkait COVID-19 Achmad Yurianto telah melewati verifikasi dan validasi data yang ketat. Ia meminta masyarakat tidak perlu memperdebatkan mengenai perbedaan data pemerintah dan berjanji akan terus meningkatkan proses verifikasi dan validasi data.

"Pertama di Badan Litbangkes, kemudian di PHEOC, dan ketiga di Pusat Data dan Informasi. Data yang mengalir di Gugus Tugas betul-betul yang sudah terverifikasi. Untuk perbedaan-perbedaan data seyogyanya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena mekanismenya sudah demikian. Yang penting integrasi data sudah terjadi dan akan terus kita tingkatkan kualitasnya," terangnya.

ADVERTISEMENT

Nantinya, data-data ini akan berguna bagi masyarakat dalam melihat peta sebaran COVID-19 di daerah masing-masing. Selain itu, melalui informasi ini, pemerintah dapat melakukan evaluasi penanganan COVID-19 sebelum menentukan kebijakan baru.

"Jadi sangat bermanfaat sekali, pertama bisa ketahui sebaran-sebaran dan tentu saja akan berikan warning kepada masyarakat di daerah, 'oh ternyata daerah saya merah'. Sehingga dengan data-data itu masyarakat bisa preventif. Ini sangat penting sekali," kata Didik.

"Saya juga baca di surat kabar kalau nggak salah data sudah mulai landai. Hal ini tentu saja suatu data yang memang terus dipantau oleh pengambil kebijakan. Kalau terlihat landai kita bisa intervensi ke belakang, 'oh ternyata selama ini dilakukan sudah on the track'. Ke depannya juga ada beberapa langkah-langkah yang bisa disesuaikan dengan data-data yang cukup signifikan," pungkasnya.


(azr/azr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads