Jakarta -
Target Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 10 ribu tes virus Corona (COVID-19) per hari masih belum terealisasi. Pemerintah masih berupaya untuk mencapai target tersebut.
Target itu awalnya disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) Laporan Gugus Tugas COVID-19 yang disiarkan melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, 13 April 2020. Tes yang ditargetkan Jokowi adalah tes melalui alat Polymerase Chain Reaction (PCR), metode yang lebih akurat ketimbang melalui tes cepat (rapid test).
Saat itu, perusahaan pelat merah sudah mengadakan 18 unit alat tes PCR. Maka dengan tersedianya itu, 10 ribu tes per hari bisa terlaksana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10 ribu," kata Jokowi.
Ketersediaan alat PCR saja sebenarnya belum cukup. Perlu ada reagen atau zat kimia yang dibutuhkan untuk memroses spesimen sebelum masuk PCR. Sayangnya di era pandemi COVID-19 seperti ini, banyak orang yang memburu reagen. Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai Indonesia mengalami 'krisis reagen', karena sejumlah laboratorium terpaksa menghentikan pengetesan gara-gara kehabisan stok reagen.
Akhirnya, reagen-reagen didatangkan. Pemerintah sudah memesan 15 ribu reagen dari Korea Selatan. Pada 24 April, 400 ribu reagen mendarat di negara ini.
"Sampai dengan pukul 12.00 tanggal 24 April hari ini, kami melaporkan bahwa sudah 45 laboratorium yang operasionalnya setelah distribusi reagen diterima dan bisa digunakan untuk melaksanakan pemeriksaan," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto lewat siaran langsung kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (24/4/2020).
Usia Hidup Pasien Corona Disebut Bisa Terpangkas hingga 13 Tahun:
Kembali ke target Jokowi, yakni 10 ribu tes per hari. Bila menilik jumlah tes yang diumumkan Pemerintah tiap harinya, maka totalnya tidak sampai 10 ribu tes per hari. Dengan kata lain, target Jokowi belum tercapai.
Namun demikian, jumlah tes terus bertambah per harinya. Jumlah tes baru rata-rata sekitar 2 ribu hingga 5 ribu tes per hari. Tak hanya jumlah tes, jumlah laboratorium yang bisa mengetes virus SARS-CoV-2 juga terus bertambah. Laboratorium-laboratorium itu berkualifikasi Biosafety Level (BSL) 2, tersebar di berbagai daerah.
Terkait target Jokowi itu, pemerintah masih berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan hal tersebut.
"Kita akan berusaha semaksimal mungkin agar setidak-tidaknya kita mampu untuk melaksanakan 10 ribu tes per hari dalam konteks PCR real time yang menggunakan swab dari hidung dan tenggorokan," kata juru bicara pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam siaran langsung lewat kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (27/4).
Yuri mengatakan Indonesia telah menyelenggarakan lebih dari 75 ribu tes PCR. Tes PCR adalah jenis tes yang hingga kini dinyatakan lebih akurat ketimbang tes cepat (rapid test).
"Sampai dengan saat ini telah melakukan lebih dari 75 ribu tes untuk pemeriksaan antigen berbasis pada real time PCR, sebagai hasil dari contact tracing pelacakan kasus kontak COVID-19 dari kasus positif yang sudah kita dapatkan sebelumnya," kata Yuri.
Tes PCR khusus dilakukan untuk orang-orang yang pernah berkontak dengan orang yang positif terjangkit COVID-19. Tes PCR hingga saat ini sudah dilakukan di 58 lab di berbagai wilayah Indonesia.
"Sampai dengan saat ini untuk reagen pemeriksaan PCR, ke seluruh Indonesia telah terdistribusi lebih dari 436 ribu. Ini menjadi kunci untuk kita bisa melaksanakan tes untuk bisa mencapai 10 ribu lebih dari pemeriksaan PCR setiap hari di seluruh Indonesia," kata Yuri.
Berikut ini rincian tes baru per hari sejak 15 April.
15 April
Jumlah Lab 32 Lab
jumlah spesimen yang diperiksa 36.431 spesimen
jumlah kasus yang diperiksa spesimen 33.001 orang
16 April
jumlah lab 32 lab (0)
jumlah spesimen yang diperiksa 39.706 spesimen (+3.275)
jumlah kasus yang diperiksa spesimen 34.975 orang (+1.974)
17 April
jumlah lab 34 lab (+2)
jumlah spesimen yang diperiksa 42.108 spesimen (+2.402)
jumlah kasus yang diperiksa spesimen 37.134 orang (+2.159)
18 April
Jumlah lab 35 lab (+1)
Jumlah spesimen yang diperiksa 45.378 spesimen (+3.270)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 39.422 orang (+2.288)
19 April
Jumlah lab 35 lab (0)
Jumlah spesimen yang diperiksa 47.478 spesimen (+2.100)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 42.219 orang (+2.797)
20 April
Jumlah lab 35 lab (0)
Jumlah spesimen yang diperiksa 49.767 spesimen (+2.289)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 43.749 orang (+1.530)
21 April
Jumlah lab 37 lab (+2)
Jumlah spesimen yang diperiksa 50.370 spesimen (+603)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 46.173 orang (+2.424)
22 April
Jumlah lab 38 lab (+1)
Jumlah spesimen yang diperiksa 55.732 spesimen (+5.362)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 47.361 orang (+1.188)
23 April
Jumlah lab 43 lab (+5)
Jumlah spesimen yang diperiksa 59.935 spesimen (+4.203)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 48.647 orang (+1.286)
24 April
Jumlah lab: 45 lab (+2)
Jumlah spesimen yang diperiksa: 64.054 spesimen (+4.119)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen: 50.563 orang (+1.916)
25 April
Jumlah lab: 45 lab (0)
Jumlah spesimen yang diperiksa: 67.000 spesimen (+2.950)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen: 52.000 orang (+1.437)
26 April
Jumlah lab: 46 lab (+1)
Jumlah spesimen yang diperiksa: 72.099 spesimen (+5.099)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen: 56.974 orang (+4.974)
27 April
Jumlah lab: 58 lab (+12) / di keterangan tertulis tertulis 46 lab
Jumlah spesimen yang diperiksa: 75.157 spesimen (+3.148)
Jumlah kasus yang diperiksa spesimen: 59.409 orang (+2.435)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini