"Saya hanya bertanya Pak, sama Bapak Kapolda, 'Pak, tolong Pak, kasus ini Bapak selesaikan dengan hati. Bapak tolong kedepankan kemanusiaan.' Anak saya korban, berarti ada pelaku. Yang saya tuntut ini pelakunya," jelasnya.
"Kalau korban, Pak, meninggal mungkin sudah takdir, sudah jalannya anak saya. Tapi caranya Pak yang saya tidak terima, caranya yang saya tidak terima. Sadis melihat jasad anak saya," sambung Yulida sambil menangis.
Tidak hanya keluarga Yusuf yang beraudiensi dengan Komisi III. Keluarga mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) lainnya, Randi, yang juga tewas dalam demo ricuh di Kendari, turut hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah Randi, La Sali, meminta agar pelaku yang menewaskan anaknya dihukum seberat-beratnya. Dia juga meminta Kepolisian transparan dalam mengusut kasus kematian putranya.
"Harapan saya, harapan saya sebagai orang tua Randi agar penembakan anak saya supaya dipecat dan dan dihukum berat," tutur La Sali.
Seperti diketahui, Yusuf dan Randi tewas dalam demo ricuh di depan kantor DPRD Sultra pada 26 September lalu. Yusuf tewas karena pukulan benda tumpul, sedangkan Randi tertembak di dada.
(zak/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini