Jakarta - Polisi menyebut awal mula
Aulia Kesuma menyewa dua eksekutor asal Lampung untuk membersihkan gudang di rumahnya. Namun, setelah dua eksekutor itu tiba di Jakarta, Aulia justru meminta keduanya untuk membunuh Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili dan anak tirinya, Adi Pradana alias Dana.
"Awalnya dua eksekutor ditelepon bukan buat untuk bunuh orang, tetapi untuk bersih-bersih gudang," kata Dir Krimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua eksekutor berinisial S dan A itu tertarik datang ke Jakarta karena diiming-imingi gaji Rp 10 juta hanya dengan pekerjaan membersihkan gudang. Keduanya lantas pergi dari Lampung menuju Jakarta menggunakan jasa travel.
"Tersangka itu profesinya buruh tani. Dia mau dibayar Rp 10 juta untuk bersihkan gudang jadi dia tertarik," jelas Suyudi.
Namun, bukannya disuruh bekerja membersihkan gudang, Aulia Kesuma malah menawarkan imbalan sebesar Rp 200 juta per orang untuk membunuh suami dan anak tirinya itu. Dua eksekutor itu pun menyetujui permintaan Aulia.
"Sampai di sini (di Jakarta) perencanaannya berubah dan diiming-imingi Rp 200 juta, mereka tertarik," ungkap Suyudi.
Dua eksekutor itu akhirnya membantu membunuh Pupung dan Dana di rumah korban. Aulia memberikan imbalan sebesar Rp 10 juta dan menyuruh dua eksekutor itu untuk pulang ke Lampung. Uang bayaran sisanya, dijanjikan akan ditunaikan di waktu yang berbeda.
"Yang dijanjikan AU (Aulia) Rp 200 juta masing-masing, S dan A, belum dibayar baru dikasih Rp 10 juta untuk pulang ke Lampung," terang Suyudi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini