Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin diminta tidak lagi fokus mendorong daya beli kebutuhan primer saja. Melainkan sudah bergeser ke kebutuhan sekunder yang akan memiliki efek besar dari pertumbuhan ekonomi nasional.
"Butuh dorongan daya beli masyarakat. Terutama pembelian barang-barang sekunder yang jelas memiliki dampak cukup luas. Misalnya, sektor otomotif atau properti, tidak lagi bicara soal kebutuhan primer atau makanan saja," ujar Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB), Nugroho Suryo Bintoro berbincang dengan detikcom, Rabu (20/10/2021).
Program pemerintah juga diharapkan lebih fokus terhadap masyarakat ekonomi menengah, yang selama ini menjadi booster ekonomi nasional. Dukungan yang diberikan bukan menyangkut bantuan finansial, misalnya relaksasi pajak.
Baca juga: Kebijakan PPN 11% Jadi Sorotan dalam 2 Tahun Jokowi-Ma'ruf Amin |
"Kalau program pemerintah lebih banyak atau fokus kepada masyarakat ekonomi kelas bawah, setidaknya pemerintah sudah bergeser ke masyarakat ekonomi menengah, tidak dalam bentuk bantuan uang, tapi relaksasi pajak, kemudahan soal pajak," tegasnya.
Menurut Nugroho, kebutuhan sekunder memiliki nilai cukup tinggi, dibandingkan dengan kebutuhan primer. Selain itu, jika sektor demand (Permintaan) tinggi untuk kebutuhan sekunder. Maka, bisa mendorong kebutuhan tersier.
Simak video '2 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin':
"Kita membutuhkan rantai panjang ke belakang, dengan membeli kebutuhan sekunder. Yakni dengan meningkat demand di sektor tersebut, tidak lagi kepada barang-barang primer," harapnya.
Penyerapan tenaga kerja, kata Nugroho, juga menjadi hal penting bagi pemerintah untuk memulihkan perekonomian. Karena telah banyak tenaga kerja dirumahkan atau diliburkan demi mencegah sebaran virus COVID-19.
"Dibutuhkan segera adalah bagaimana penyerapan tenaga kerja ini bisa kembali normal ini yang kita butuhkan dalam skala ekonomi nasional," tandasnya.
Baca juga: 2 Tahun Jokowi-Ma'ruf Diingatkan Agar Tak Alergi Kritik Masyarakat |
Nugroho melihat selama 2 tahun Jokowi-Ma'ruf Amin sudah melakukan penguatan dari sisi kesehatan untuk melawan pandemi COVID-19. Kebijakan yang telah dicanangkan sudah berjalan efektif, namun akan menjadi pekerjaan berat untuk mempertahkannya.
"Jika ekonomi tidak bisa didorong, maka akan menjadi masalah besar. Karena masyarakat sudah bertahan lama, dari gelombang 1 sampai gelombang kedua virus COVID-19, kalau gelombang ketiga diminta bertahan maka akan sangat berat. Karena yang terganggu bukan lagi masyarakat ekonomi bawah tetapi masyarakat ekonomi menengah," pungkasnya.